![]() |
Posted on March 8th 2022 |
Kita nggak pernah tahu sedalam apa seseorang pernah terluka. Mungkin aja orang yang kita kenal punya trauma akibat peristiwa pahit di masa lalu. Kalau kamu mengetahui orang terdekatmu memiliki trauma, berikut cara buat mendukung mereka, seperti yang dilansir Psychology Today.
Dengarkan
Mendengar apa pun yang seseorang katakan menjadi bentuk kita peduli terhadap mereka. Berikan kontak mata kalau lawan bicaramu nyaman menerimanya. Tunjukkan juga gestur mendengar seperti menganggukkan kepala. Selama mereka bercerita, jangan potong pembicaraan.
Hindari bercerita tentang pengalaman diri kita atau orang lain yang mirip dengan yang diceritakan. Memang sih tujuannya baik, tapi sebaiknya dihindari karena perasaan setiap orang tentu berbeda. Lebih baik tanya lebih banyak mengenai apa yang mereka rasakan.
Beri validasi
Seseorang yang berhasil keluar dari trauma memiliki pengalaman tidak didukung, tidak dipercaya, atau tidak divalidasi perasaannya. Nah, kita bisa memberikan mereka validasi yang diperlukan dengan memercayai apa yang mereka ceritakan dan menunjukkan empati atas pengalaman mereka.
Tanya dukungan yang mereka perlukan
Setiap orang tentunya berbeda, jadi bentuk dukungan yang bisa diberikan juga berbeda. Ada yang perlu dikuatkan dengan kata-kata, ada yang perlu disediakan waktu buat banyak sambat. Tanyakan apa yang mereka perlukan daripada berasumsi. Daripada sudah banyak effort, tapi ternyata justru gak diperlukan.
Hadapi hal-hal yang kadang kurang masuk akal
Kadang orang yang mengalami trauma akan melakukan hal-hal yang gak masuk akal jika tidak dilihat dari trauma yang mereka rasakan. Maka dari itu, kita perlu membuat mereka terdukung agar bisa terus berproses dalam kesembuhan trauma.
Bukan berarti harus terus menuruti kehendak yang tak masuk akal dari mereka. Yang bisa dilakukan adalah mencari solusi bersama untuk menghentikan pola pikiran buruk yang mendorong tindakan-tindakan irasional. Yakinkan bahwa masa sekarang bukanlah masa lalu. Yang terjadi di masa lalu bukan penentu masa depan.
Jangan jadi psikolog
Kita sebagai orang terdekat tetap punya batasan dalam membantu seseorang dengan trauma. Jangan memaksa diri jadi psikolog apalagi memberikan diagnosis pada seseorang. Jangan punya mindset “I can fix him/her”. Lebih baik konsultasikan masalah emosional ke ahlinya yaitu psikolog daripada menimbulkan akibat yang lebih buruk. (*)
Gambar: pch.vector/Freepik