![]() |
Posted on March 8th 2022 |
Moderna Inc mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengembangkan dan mulai menguji vaksin yang menargetkan 15 patogen paling mengkhawatirkan di dunia pada tahun 2025.
Dilansir Reuters, Senin (7/3), perusahaan bioteknologi Amerika Serikat itu juga mengatakan akan membuat teknologi messenger RNA (mRNA) bagi para peneliti yang mengerjakan vaksin baru untuk penyakit yang muncul dan terabaikan. Program itu disebut mRNA Access.
Upaya Moderna ini disponsori pemerintah Inggris dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI), sebuah koalisi internasional yang dibentuk lima tahun lalu untuk mempersiapkan ancaman penyakit di masa depan.
Bekerja sama dengan sejumlah mitra, Moderna tengah membuat vaksin untuk beberapa penyakit yang berpotensi menjadi pandemi, misalnya
Chikungunya, demam berdarah Krimea-Kongo, Dengue, Ebola, Malaria, Marburg, demam Lassa, MERS, dan Covid-19.
Presiden Moderna Stephen Hoge mengatakan kolaborasi tersebut termasuk vaksin virus Nipah yang bekerja sama dengan Institut Kesehatan Nasional AS dan pengembangan vaksin HIV bersama Gates Foundation dan International AIDS Vaccine Initiative
Kepala Eksekutif Moderna Stephane Bancel mengatakan bahwa 15 virus tersebut merupakan ancaman yang belum ditangani oleh banyak pembuat obat besar. Berkaca dari pandemi Covid-19, yang telah menewaskan enam juta orang di seluruh dunia dan membuat jutaan lainnya sakit, pengembangan vaksin sebaiknya dipersiapkan lebih awal.
"Terlalu banyak nyawa yang hilang dalam beberapa tahun terakhir," katanya.
Di awal pandemi Covid-19, Moderna berjanji untuk tidak memberlakukan paten vaksinnya selama fase darurat krisis kesehatan. Hal ini demi memudahkan pengembangan pabrik vaksin di Afrika yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai proyek percontohan untuk memberi pengetahuan kepada negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah tentang cara membuat vaksin Covid-19.
Pada Senin, perusahaan mengatakan akan mendirikan fasilitas manufaktur di Kenya, yang pertama di Afrika, untuk memproduksi vaksin mRNA, termasuk untuk melawan Covid-19.
Sebagai bagian dari rencana pandemi masa depan, Moderna bermaksud membuat teknologinya tersedia untuk laboratorium penelitian akademis yang menguji teori mereka sendiri tentang vaksin. Hoge mengatakan beberapa di antaranya pada akhirnya dapat menghasilkan kemitraan dengan Moderna untuk mengatasi 15 patogen prioritas.
"Apa yang ingin kami pastikan terjadi adalah bahwa para ilmuwan yang memiliki ide hebat tentang bagaimana mereka dapat membuat vaksin akan dapat mengakses standar dan teknologi kami, hampir seolah-olah mereka bekerja di Moderna," kata Hoge.
Awalnya, program ini akan dimulai dengan beberapa laboratorium akademik, tetapi Hoge mengharapkannya untuk berkembang pesat. Dia melihat program itu sebagai cara untuk memperluas penemuan vaksin menggunakan teknologi mRNA.
"Kami ingin memastikan bahwa kami mengizinkan orang lain untuk menjelajahi ruang yang sejujurnya tidak dapat kami capai," katanya. (*)
Foto: Pexels/Polina Tankilevitch