Current Issues

Roket Lama Milik Tiongkok Diprediksi Bakal Menabrak Bulan pada Bulan Depan

Jingga Irawan

Posted on February 14th 2022

Bulan lalu, seorang astronom dan pakar pelacakan luar angkasa memperkirakan bagian roket SpaceX Falcon 9 lama yang tertinggal di luar angkasa selama tujuh tahun terakhir akan bertabrakan dengan Bulan pada Maret ini.

Tapi Astronom bernama Bill Gray itu mengubah prediksi tersebut. Bagian roket yang dia lacak memang masih berada di jalur tabrakan dengan Bulan, tetapi menurutnya itu bukan bagian dari Falcon 9 lama, melainkan roket kuno milik Tiongkok.

Bill Gray telah mengikuti objek ini sejak Maret 2015. Menurutnya, objek itu pertama kali diambil oleh Catalina Sky Survey, sebuah program teleskop di Tucson, Arizona untuk memindai langit dan asteroid yang berpotensi berbahaya serta dapat menimbulkan ancaman bagi Bumi.

Ketika Catalina Sky Survey menemukan objek khusus ini, astronom lain memperhatikan bahwa itu tak mengorbit Matahari seperti yang biasanya dilakukan asteroid. Benda tersebut sebenarnya mengorbit Bumi, menunjukkan bahwa objek itu buatan manusia dan sesuatu yang manusia kirim ke luar angkasa.

Sejumlah petunjuk membuat Bill dan yang lain mengira benda ini adalah salah satu roket SpaceX. Secara khusus menyebut itu bagian atas Falcon 9 yang diluncurkan pada Februari 2015. Saat itu, roket tersebut bertugas menempatkan satelit DSCOVR ke orbit untuk keperluan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS.

Namun, Bill mengakui bahwa mengidentifikasi objek seperti ini tak selalu akurat. “Aku memiliki bukti tak langsung yang cukup bagus untuk identifikasi, tetapi tak ada yang konklusif,” tulis Bill.

Sekarang, objek khusus ini telah mendapatkan banyak perhatian. Bill pertama kali meramalkan bahwa objek luar angkasa itu akan bertabrakan dengan Bulan pada 4 Maret. Namun setelah melihat lebih dekat sejarah objek tersebut dan mendapatkan beberapa detail baru dari NASA, Bill cukup yakin bahwa objek ini adalah bagian sisa roket Tiongkok, khususnya Long March 3C yang meluncurkan misi Chang'e 5-T1 ke bulan.

Bill mengatakan dia menyadari kesalahan ini ketika mendapat email dari Jet Propulsion Laboratory NASA yang melacak misi luar angkasa aktif. JPL memiliki sistem pelacakan sendiri, dan karyawan JPL berpendapat bahwa kecil kemungkinan Falcon 9 akan melewati Bulan dua hari setelah peluncuran DSCOVR.

Jadi Bill melacak riwayat terdahulu untuk melihat apakah ada peluncuran lain yang sesuai dengan jalur objek ini. Saat itulah dia menemukan misi Chang'e 5-T1, yang diluncurkan pada Oktober 2014. Setelah merekonstruksi kemungkinan orbit dan lintasan misi tersebut, dia menyadari bahwa roket Long March 3C yang meluncurkan misi tersebut sekarang paling cocok untuk objek ini.

Terlepas dari kebingungan tentang milik siapa roket itu, Bill menegaskan kalau kita memerlukan lebih banyak informasi tentang pesawat yang pergi bertugas ke luar angkasa. Pasalnya, banyak pihak yang tak peduli lagi terhadap objek yang mereka tinggalkan di ruang angkasa.

Terakhir, Bill mengatakan akan lebih baik jika pihak yang meluncurkan roket luar angkasa harus melaporkan lokasi terakhir pesawat mereka, untuk memudahkan pelacakan dan mengidentifikasi bagian yang hilang.(*)

Foto: NASA

Artikel Terkait
Tech
SpaceX Berencana Meluncurkan 52 Misi Sepanjang 2022

Tech
Tiongkok Bantah Puing Roket yang Bakal Menabrak Bulan Berasal dari Negaranya

Tech
SpaceX Bakal Mulai Program Bahan Bakar Roket dengan Karbon Dioksida