![]() |
Posted on December 22nd 2021 |
Pixabay/Caniceus
Pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir dua tahun di Indonesia. Meski begitu ternyata masih banyak juga yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan yang merupakan alat untuk melawan pandemi. Bahkan disebutkan ada ribuan desa atau kelurahan di Indinesia yang tidak patuh prokes.
Dilansir Antara, hal ini diungkap oleh Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Pemerintah prof. Wiku Adisasmito. Padahal menurutnya, disiplin protokol kesehatan adalah salah satu strategi pengendalian yang penting dalam menekan potensi penularan sekaligus mencegah perluasan varian Omicron.
Wiku menjelaskan berdasarkan data yang dimilikinya per tanggal 12 Desember 2021, tercatat masih ada sekitar 1.948 dari 8.584 desa atau kelurahan atau sebesar 22,69 persen yang tidak mematuhi untuk memakai masker.
Sementara jumlah desa dan kelurahan yang terpantau tidak mematuhi aturan untuk menjaga jarak ada sebanyak 1.995 dari 8.584 desa atau kelurahan. Jika dipersentasekan sebesar 23,24 persen.
Wiku menjelaskan jika memang bukan hal mudah untuk terus bisa mengupayakan kontrol kesehatan ketika kasus Covid-19 sedang terkendali. Tetapi, protokol kesehatan merupakan strategi pengendalian pandemi yang terbukti mudah, murah, dan efektif dijalankan di masyarakat untuk mencegah penularan meski vaksinasi negara sudah tinggi.
“Strageti vaksinasi tidak dapat berdiri sendiri. Kasus masih dapat naik meski capaian vaksinasi sudah sangat tinggi,” ujar Wiku.
Karena itu, dia mengajak masyarakat untuk saling bahu membahu dalam berperan aktif mencegah masuknya lebih banyak varian baru Covid-19 seperti Omicron, selain menjalankan protokol kesehatan 3M seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak.
Dia juga mengimbau pada masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri apabila tidak ada keperluan yang mendesak guna mencegah masuknya varian Omicron lebih banyak ke Indonesia.
“Seluruh kebijakan ini semata-mata dibuat untuk melindungi masyarakat dengan mencegah meluasnya Omicron dan mempertahankan kondisi kasus agar terkendali,” ujarnya.
Indonesia sendiri telah mengonfirmasi 5 kasus varian Omicron pada Selasa (21/12). Varian yang dikategorikan sebagai variant of concern oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini jauh lebih menular dari varian sebelumnya dan sudah ditemukan di hampir 100 negara di dunia. (*)