Current Issues

WHO Sepakati Draf Konsensus Perjanjian Pandemi di Masa Depan

Dwiwa

Posted on November 29th 2021


Ilustrasi pandemi. Pixabay/leo2014

Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencapai konsensus tentatif untuk merundingkan kesepakatan di masa depan tentang pencegahan pandemi. Para diplomat pada Minggu mengatakan jika ini menjadi jembatan kesenjangan antara pihak yang dipimpin oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Dilansir dari Reuters, mereka menjelaskan jika draf resolusi, yang disepakati dalam negosiasi selama akhir pekan, akan dipresentasikan untuk diadopsi oleh menteri kesehatan pada sidang khusus tiga hari WHO yang dibuka pada Senin.

Terobosan diplomatik ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional atas varian Omicron, yang terdeteksi pertama kali di Afrika Selatan, yang telah menyebar semakin jauh ke berbagai belahan dunia.

Kesepakatan global untuk memperkuat pencegahan dan tanggapan pandemi, yang diharapkan siap pada Mei 2024. Kesepakatan itu mencakup isu-isu seperti berbagi data dan urutan genom virus yang muncul, dan vaksin dan obat potensial apa pun yang berasal dari penelitian.

"Keputusan ini, untuk membentuk badan negosiasi tentang kesepakatan pandemi di masa depan, mungkin hanya akhir dari sebuah awal, tetapi fleksibilitas yang ditunjukkan dan luasnya dukungan adalah pertanda baik untuk upaya vital yang akan datang," Simon Manley, duta besar Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Inggris, bersama dengan Uni Eropa dan sekitar 70 negara lainnya, telah mendorong perjanjian yang mengikat secara hukum. Amerika Serikat yang didukung oleh negara-negara termasuk Brasil dan India enggan berkomitmen pada perjanjian yang mengikat, kata para diplomat pekan lalu.

"Ada kesepakatan tentang teks yang bagi kami sangat memuaskan," kata seorang diplomat Eropa. "Ini juga memberi Amerika jalan keluar, yang jelas-jelas bergabung."

Sementara diplomat lain mengatakan jika ini merupakan hasil yang baik. "Ada niat baik yang sangat besar untuk mendapatkan bahasa yang sama," ujarnya.

Draf resolusi itu sendiri diposting di situs WHO.

Sebagai informasi, lebih dari 260,77 juta orang dilaporkan telah terinfeksi oleh virus corona dan 5,45 juta telah meninggal sejak SARS-CoV-2 muncul di Tiongkok pada Desember 2019. WHO mengatakan bahwa negeri Tirai Bambu masih belum membagikan beberapa data awalnya yang mungkin bisa membantu mengidentifikasi asal virus.(*)

Artikel Terkait
Current Issues
Indonesia Tawarkan Diri Jadi Pusat Pembuat Vaksin Global Pada WHO

Current Issues
WHO: Omicron Mungkin Tidak Parah, Tetapi Tak Ringan

Current Issues
Sempat Disebut Kesalahan Lab, Ini Fakta Varian Deltacron yang Kini Diakui WHO