![]() |
Posted on November 7th 2021 |
Pil antivirus eksperimental potensial tengah dikembangkan oleh Pfizer Inc (PFE.N) dan Merck & Co Inc (MRK.N). Hasil uji klinis menunjukkan keduanya menawarkan kemanjuran yang menjanjikan. Pil tersebut diujicobakan kepada orang dewasa yang terpapar Covid-19 dan berisiko tinggi terkena penyakit serius.
Obat tersebut juga diteliti untuk melihat apakah keduanya dapat mencegah infeksi pada orang yang terpapar virus. Meski sama-sama menunjukkan hasil menjanjikan, kedua pil tentu memiliki perbedaan, mengingat perusahaan yang memproduksinya berbeda.
Lalu, apa saja perbedaan dari kedua pil Covid-19 ini? Dilansir Reuters, berikut beberapa perbedaan pil Covid-19 dari Merck dan Pfizer.
Efektivitas
Perbedaan pertama dari pil Covid-19 milik Pfizer dan Merck adalah efektivitas. Hasil uji klinis yang diumumkan oleh kedua perusahaan menunjukkan bahwa Pfizer memiliki pil yang lebih efektif, tetapi mereka belum menunjukkan data lengkap.
Pfizer mengatakan pada Jumat hasil uji coba menunjukkan pilnya mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian sebesar 89% pada pasien Covid-19 yang berisiko sakit parah. Mereka diberikan perawatan dalam waktu tiga hari sejak timbulnya gejala. Angka ini menjadi 85% ketika diberikan dalam waktu lima hari sejak gejala awal.
Pada 1 Oktober, Merck mengatakan pilnya menurunkan kemungkinan rawat inap atau kematian sekitar 50% pada pasien yang berisiko sakit parah yang diberikan pengobatan dalam waktu lima hari sejak gejala. Mereka tidak memberikan angka tentang pasien yang mendapatkan pil dalam waktu tiga hari setelah gejala.
Obat Pfizer memiliki nama merek Paxlovid. Obat Merck memiliki nama merek Lavgevrio di Inggris, di mana ia telah mendapatkan persetujuan regulator.
Mengapa obat-obatan ini penting?
Saat ini, sejumlah vaksin untuk mencegah infeksi telah tersedia di seluruh dunia, termasuk yang dibuat oleh Pfizer. Tetapi pilihan pengobatan untuk orang yang terinfeksi Covid-19 masih terbatas.
Saat ini, pasien Covid-19 yang tidak cukup sakit untuk dirawat di rumah sakit tetapi berisiko sakit parah dapat diobati dengan obat antibodi, meski harus diberikan secara intravena di rumah sakit atau pusat infus.
Bagaimana pil Covid-19 bekerja?
Kedua obat tersebut diberikan selama lima hari. Regimen Pfizer adalah tiga pil di pagi hari dan tiga pil di malam hari. Obat Merck diminum sebagai empat pil di pagi hari dan empat di malam hari.
Obat Pfizer merupakan bagian dari kelompok yang dikenal sebagai protease inhibitor yang dirancang untuk memblokir enzim yang dibutuhkan virus corona untuk berkembang biak. Pfizer mengatakan bahwa karena obat tersebut menargetkan bagian dari virus yang penting untuk replikasi, patogen tidak dapat menjadi resisten terhadap pengobatan.
Obat Pfizer diberikan dalam kombinasi dengan ritonavir, antivirus yang lebih tua yang meningkatkan aktivitas protease inhibitor tetapi dapat menyebabkan efek samping gastrointestinal dan mengganggu obat lain.
Pil Merck, yang dikembangkan bersama Ridgeback Biotherapeutics, adalah analog nukleosida dengan mekanisme kerja yang bertujuan untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus. Karena obat tersebut menghasilkan mutasi acak ke dalam virus, sulit bagi virus corona untuk berevolusi dan menjadi resisten.
Apkah Aman?
Kedua perusahaan hanya merilis data terbatas tentang perawatan, tetapi menyatakan keyakinan akan keamanan mereka.
Pfizer mengatakan sekitar 20% pasien yang menerima pil atau plasebo mengalami efek samping, sebagian besar ringan. Efek samping yang serius dilaporkan oleh 1,7% pasien yang menerima obat dan 6,6% pasien plasebo.
Merck mengatakan 12% pasien yang menerima obatnya dan 11% pasien plasebo mengalami efek samping terkait obat.
Obat-obatan di kelas yang sama dengan pil Merck telah dikaitkan dengan cacat lahir dalam penelitian pada hewan. Merck mengatakan penelitian serupa tentang obatnya - lebih lama dan pada dosis yang lebih tinggi daripada yang digunakan pada manusia - menunjukkan bahwa obat itu tidak menyebabkan cacat lahir atau kanker.
Bagaimana persediaannya?
Pfizer dan Merck mengatakan mereka sedang melakukan upaya untuk memperluas akses global ke obat-obatan. Pfizer mengatakan mereka mengharapkan dapat membuat lebih dari 180.000 program terapi pada akhir tahun ini, dengan produksi setidaknya 50 juta direncanakan untuk tahun 2022. Merck mengatakan mereka mengharapkan untuk memproduksi 10 juta program obatnya pada akhir tahun ini, dengan setidaknya 20 juta akan diproduksi pada 2022. (*)