![]() |
Posted on September 9th 2021 |
Pembatasan waktu bermain game hanya tiga jam seminggu di Tiongkok untuk anak berusia di bawah 18 tahun ditakutkan akan mempengaruhi industri esports Tiongkok.
Sebagaimana diketahui, Tiongkok selama ini termasuk pasar esports terbesar di dunia. Melansir Reuters, Rabu (8/9), di Tiongkok diperkirakan ada 5.000 lebih tim esports. Nah, keberadaan aturan baru pemerintah yang keras untuk membatasi kecanduan game online akan membuat karier pemain tim esports terancam.
"Saya menghabiskan 15 dari 24 jam sehari bermain video game," kata Zhang Kaifeng, 19 tahun, yang memainkan game arena pertempuran online Tencent Holdings Ltd, Arena of Valor, secara profesional. Zhang juga menambahkan bahwa jam kerja yang panjang diperlukan untuk tetap kompetitif.
Memprovokasi protes dari banyak remaja Tiongkok, perusahaan game diminta oleh pemerintah Tiongkok mengatur waktu game online untuk di bawah 18-an menjadi hanya tiga jam seminggu. Bahkan sebelum perubahan, anak di bawah umur hanya diizinkan bermain hingga 1,5 jam pada hari kerja dan tiga jam pada akhir pekan.
Pemain esports top biasanya ditemukan pada usia remaja dan pensiun pada pertengahan usia 20-an. Salah satu pemain League of Legends paling terkenal di dunia, Wu Hanwei -yang juga dikenal dengan nickname "Xiye"- mulai bermain pada usia 14 tahun. Ia mulai bergabung ke tim profesional pada usia 16 tahun.
“Peraturan baru hampir membunuh peluang kaum muda untuk menjadi pemain esports profesional,” kata Chen Jiang, profesor di Sekolah Teknik Elektronik dan Ilmu Komputer Universitas Peking.
Dengan demikian, aturan tersebut juga kemungkinan merusak bisnis besar esports di Tiongkok. Di mana turnamen sering dimainkan di stadion bernilai miliaran dolar dan disiarkan langsung ke lebih banyak pengguna.
Menurut People's Daily, penggemar esports Tiongkok diperkirakan berjumlah lebih dari 400 juta. Sementara, pasar esports domestik Negeri Panda tersebut tahun lalu dapat mencapai sekitar USD 23 miliar (Rp 323 triliun). Angka-angka itu dirilis lembaga penelitian iResearch.
Salah seorang eksekutif di klub besar Tiongkok juga mengatakan aturan baru tersebut akan berdampak pada hilangnya orang berbakat dan kecilnya kesempatan untuk ditemukan.
"Pemain top yang sebenarnya biasanya berbakat dan tak harus bermain berjam-jam sebelum bergabung dengan klub. Yang lain pada akhirnya bisa sangat bagus tetapi mereka membutuhkan banyak latihan untuk sampai ke sana," kata eksekutif tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena masalah pembatasan game terlalu sensitif.
Aturan baru mewajibkan perusahaan game untuk meminta login pengguna dengan nama asli dan nomor kartu identitas nasional. Meskipun demikian, para ahli mencatat bahwa para remaja Tiongkok masih punya berbagai cara menghindari aturan jika mereka mendapat dukungan orang tua dan dapat menggunakan akses masuk orang dewasa.
Pihak berwenang Tiongkok belum membahas dampak aturan baru pada industri esports, tetapi Chen dari Universitas Peking mengatakan mereka memiliki kelonggaran untuk memberikan pengecualian kepada beberapa pemain Esports muda. "Negara masih bisa memperkenalkan kebijakan yang sesuai," katanya.(*)
Foto: Pixabay