Interest

Penelitian: Durasi Tidur Dapat Pengaruhi Kesehatan Otak

Laili Fajry

Posted on September 6th 2021

Jika kalian sayang kakek dan nenek, kalian harus menyimak hasil penelitian ini. Menurut penelitian Joe Winer dari Universitas Stanford California Amerika Serikat yang diterbitkan di jurnal JAMA Neurology, lama tidur orang dewasa lanjut usia dapat mempengaruhi kesehatan otak mereka.

Dilansir dari CNN, menurut penelitian tersebut, tidur yang terganggu biasa terjadi pada akhir kehidupan. Hal tersebut terkait dengan perubahan fungsi kognitif - kapasitas mental untuk belajar, berpikir, menalar, memecahkan masalah, membuat keputusan, mengingat dan memperhatikan.

Perubahan terkait usia dalam tidur juga telah dikaitkan dengan tanda-tanda awal penyakit Alzheimer, depresi dan penyakit kardiovaskular. Peneliti menyelidiki kemungkinan hubungan antara durasi tidur yang dilaporkan sendiri, faktor demografi dan gaya hidup, fungsi kognitif subjektif dan objektif, dan level beta amiloid responden.

Beta amiloid atau amiloid-β adalah protein yang dibuat selama aktivitas sel otak normal. "Amyloid-β menjadi salah satu penanda pertama yang dapat dideteksi dalam perkembangan penyakit Alzheime,” kata Winer.

Penelitian tersebut melaporkan bahwa durasi tidur pendek (enam jam atau kurang) memiliki peningkatan kadar beta amiloid, yang "sangat meningkatkan" risiko demensia. Resiko tersebut dibandingkan dengan peserta yang melaporkan durasi tidur normal, (tujuh hingga delapan jam tidur per malam).

Orang dewasa yang lebih tua dengan tidur yang tidak memadai juga melakukan tes yang biasa digunakan pada orang dewasa yang lebih tua untuk menilai kemampuan kognitif, termasuk orientasi, perhatian, memori, bahasa dan keterampilan visual-spasial; dan mengidentifikasi demensia ringan.

Tidur terlalu banyak juga dikaitkan dengan fungsi eksekutif yang lebih rendah, tetapi orang-orang itu tidak mengalami peningkatan kadar beta amiloid. Peserta yang melaporkan durasi tidur yang lama (sembilan jam atau lebih) mendapat skor sedikit lebih buruk pada Tes Substitusi Simbol Digit daripada mereka yang melaporkan durasi tidur normal. 

Selama lebih dari satu abad, tes ini telah mengevaluasi keterampilan pembelajaran asosiatif dengan mengamati kemampuan peserta tes untuk mencocokkan simbol dengan angka dengan benar sesuai dengan kunci pada halaman dalam waktu 90 hingga 120 detik.

"Prinsip utama adalah penting untuk menjaga tidur yang sehat di usia lanjut," kata Winer. Selain itu, baik orang yang kurang tidur maupun orang yang terlalu banyak tidur memiliki indeks massa tubuh dan gejala depresi yang lebih tinggi. “Temuan menunjukkan bahwa tidur pendek dan panjang mungkin melibatkan proses penyakit yang mendasari yang berbeda,” tambah Winer.

So, bagaimana pengamatan kalian terhadap kuantitas dan kualitas tidur Oma dan Opa? Kalian bisa menyarankan kepada mereka untuk memperbaiki pola tidur agar para kesayangan lanjut usia tersebut terhindar dari penyakit pikun.

Artikel Terkait
Interest
Studi: Durasi Tidur Maba Ternyata Punya Pengaruh pada IPK

Interest
Seberapa Buruk Gangguan Tidur Berpengaruh Terhadap Kesehatan Mental?

Interest
Ini Dia Empat Cara yang Bisa Kamu Lakukan Supaya Cepat Tidur!