Current Issues

Sakit Telinga Makin Sering Dilaporkan Pasien Covid-19 dengan Varian Delta

Dwiwa

Posted on August 28th 2021

Pada awal pandemi, batuk, demam, nyeri tubuh, menjadi gejala yang paling umum dirasakan orang yang terpapar Covid-19. Tetapi seiring berjalannya waktu dan munculnya mutasi baru, gejala yang timbul juga berubah.

Dilansir dari Bestlife, sejumlah dokter mengatakan kepada WFLA jika pasien Covid kini melaporkan sakit telinga lebih sering dibanding sebelumnya. Orang yang datang percaya jika mereka mengalami sakit telinga biasa atau infeksi telinga, tetapi pada akhirnya dites positif untuk Covid-19.

Dokter Nicole Fromman, direktur medis TGH Urgent Care mengatakan jika ini salah satu yang membuat varian Delta berbeda dari Alpha.

“Alasan kami lebih sering melihat telinga karena sakit tenggorokan begitu menonjol (dengan varian Delta), dan sakit telinga datang dari tenggorokan yang sakit,” ujar Frommann. Dia menambahkan jika sakit telinga akibat Covid biasanya berkaitan dengan gejala lain, terutama sakit tenggorokan.

Kathleen Mullane, DO, PharmD, profesor di University of Chicago Medicine juga melihat kasus serupa. Dia menyebutkan jika temuan tidak biasa yang saat ini dilihat adalah lebih banyak orang mengeluh sakit telinga, yang berbeda dari infeksi virus corona awal.

Meskipun sakit telinga lebih sering ditemui semenjak melonjaknya varian Delta, tetapi sejumlah pasien yang terpapar varian sebelumnya juga pernah melaporkan. Walaupun tidak dicantumkan sebagai salah satu gejala umum Covid-19, namun banyak orang yang positif melaporkannya.

Dokter Thomas Russo, seorang profesor dan kepala penyakit menular di Universitas Buffalo pada Januari mengatakan kepada Prevention jika sakit telinga dapat dikaitkan dengan covid.

Dokter Leann Postton, seorang doter berlisensi dan penasihat kesehatan untuk Invigor Medical juga pernah mengatakan kepada Bestlife jika sakit telinga cenderung terjadi karena cairan terinfeksi yang ada di belakang gendang telinga. Ini merupakan hasil dari mampetnya hidung dan sinus, keduanya adalah gejala umum varian Delta.

Covid sendiri sudah merusak telinga beberapa telinga pasien dengan cara lain. Pada Juni, Bloomberg melaporkan bahwa pasien di India, dmana varian Dleta dominan saat itu, mengalami kehilangan pendengaran saat terpapar virus.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Frontiers di Public Health pada November 2020 juga menemukan jika Covid menyebabkan tinnitus, kondisi umum yang menyebabkan dengungan, gemuruh, dentingan, desisan, lebih buruk pada beberapa pasien.

Menurut Mullane, gejala umum lain dari varian Delta termasuk batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan demam. Dia menambahkan untuk orang yang divaksinasi, infeksi varian Delta cenderung bermanifestasi seperti penyakit pernapasan atas ringan dengan batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan nyeri otot yang tahan lama.

Pada 10 Agustus, dokter Wesley Willeford, direktur medis dan pengendalian penyakit untuk Jefferson County Department of Health di Alabama mengatakan pada WBRC jika varian Delta cenderung membuat orang mengalami sakit tenggorokan, tampaknya karena sinus mampet, dan  pilek.(*)

Artikel Terkait
Current Issues
Tingkat Keparahan Varian Bisa Delta Lebih Tinggi, Kecuali yang Sudah Vaksin

Current Issues
Studi: Varian Delta Meningkatkan Risiko Rawat Inap Akibat Covid-19

Current Issues
Apakah Vaksin Covid-19 Menghentikan Penularan Varian Delta?