Current Issues

Bagaimana Cara Hidup Berdampingan dengan Virus Corona?

Dwiwa

Posted on August 23rd 2021

Hampir dua tahun Covid-19 menyebabkan kekacauan di muka bumi. Tetapi hingga detik ini, tanda-tanda penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 tersebut masih belum terlihat akan berakhir. Apalagi dengan hadirnya varian Delta yang saat ini mulai mendominasi berbagai negara di dunia.

Dan menurut para ahli, tampaknya virus ini tidak akan hilang dalam waktu dekat atau bahkan mungkin tidak bisa hilang sepenuhnya. Ahli pun memprediksi ini mungkin akan menjadi endemik, bergabung dengan beberapa penyakit lain seperti pilek.

“Kita tidak bisa menghilangkan virus corona seperti yang dilakukan pada cacar. Ini sesuatu yang aku pikir akan menjadi sesuatu yang musiman, seperti flu dan pilek,” ujar Linsey Marr, professor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech dan ahli penularan penyakit menular lewat aerosol seperti dilansir dari CNN.

Ini berarti, kita harus mulai belajar untuk hidup berdampingan dengan virus secara aman. Seperti penyakit lain, ini memerlukan kontrol yang ketat, memberikan virus kebebasan sesedikit mungkin agar tidak memicu gelombang penyakit dan kematian seperti yang dialami beberapa waktu lalu.

Itu juga berarti harus membuat keseimbangan agar kita semua bisa hidup dengan lebih aman dan masih bisa tetap menikmati semua kesenangan hidup seperti kumpul keluarga, pertunjukkan seni, acara olahraga, makan di dalam ruangan. Meksipun mungkin masih harus merasakan sedikit ketidaknyamanan kecil seperti vaksin dan masker selama penyebaran virus yang substansial.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk mulai belajar hidup berampingan dengan virus corona? Dilansir dari CNN, berikut lima strategi dari ahli yang bisa diterapkan untuk mulai belajar hidup berdampingan dengan virus SARS-Cov-2.

 

1. Dapatkan vaksinasi

Hal yang paling ditekankan oleh para ahli adalah vaksinasi. Marr mengatakan kita perlu memvaksin sebanyak mungkin orang dalam menghadapi virus ini. Sebab, selain bisa melindungi diri sendiri, vaksin juga dapat melindungi orang sekitar yang belum atau tidak bisa divaksin.

 

2. Tetap pakai masker

Para ahli juga menyarankan orang untuk tetap selalu memakai masker, terutama dengan adanya penyebaran varian Delta saat ini.  Meskipun orang yang sudah divaksin cenderung mengalami gejala ringan saat terinfeksi, tetapi penelitian menunjukkan jika mereka masih bisa menularkan virus.

Sebuah studi yang belum dipublikasikan di luar Singapura mengungkap jika berbeda dari varian sebelumnya, Delta telah terbukti ada di hidung dan tenggorokan bagian atas orang yang terinfeksi, terlepas dair terinfeksi atau tidak, dalam jumlah yang hampir sama. Namun, viral load turun jauh lebih cepat pada orang yang divaksinasi.

“Kita perlu semua orang memakai masker lagi. Karena itu mengurangi jumlah virus yang ada di udara di sekitar kita dan membantu melindungi diri dari menghirup virus yang ada di udara. Orang bisa saja menyebarkan virus tanpa gejala. Jadi kita perlu masker sampai kita bisa menurunkan jumlah kasus,” ujar Marr.

 

3. Masker + ventilasi = sekolah aman

“Siapa pun yang mencoba memberi tahu kalian ‘yah jangan khawatir tentang anak-anak, virus tidak akan mengusik mereka’ – itu bukan kenyataannya. Dan terutama dengan Delta yang sangat menular, anak-anak sangat berisiko dan kita semua perlu melakukan segala yang kita bisa untuk melindungi mereka,” ujar Dr. Francis Collins, direktur National Institutes of Helath di Fox.

Inilah mengapa Dr Monica Gandhi, profesor kedokteran dan kepala divisi asosiasi dari divisi HIV, Penyakit Menular, dan Pengbatan Global di UCSF/San Francisco General Hospital menyarankan agar masker tetap digunakan di sekolah.

Michael Osterholm, direktur dari Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di Universitas Minnesota dan seorang epidemiolog menyarankan agar anak-anak tetap menggunakan masker berkualitas tinggi seperti KN95. Ini agar penularan pada anak-anak yang dipicu varian Delta bisa dihentikan.

Selain masker, ventilasi juga menjadi poin penting untuk bisa membuka sekolah dengan aman. Marr mengatakan jika peningkatan ventilasi di dalam dan luar ruangan di sekolah perlu dilakukan. Itu bisa dilakukan dengan membuka jendela.

Jika tidak memiliki jendela, filtrasi dapat meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan dengan cukup murah. Filtrasi akan membantu mengurangi tingkat virus yang mungkin ada di udara dan mengurangi paparan sehingga lingkungan lebih aman.

 

4. Lakukan pengujian

Faust merekomendasikan tes antigen untuk diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan skrining. Tes ini akan sangatberguna untuk untuk menentukan apakah orang tanpa gejala menular dan memastikan jika mereka tidak menjadi penyebar diam-diam.

“Orang mengatakan stastistik menunjukkan ada banyak kasus yang terlewat. Tetapi itu sebenarnya kesalahpahaman tentang bagaimana tes ini bekerja. Tes cepat tidak mendiagnosa apakah kalian baru terinfeksi atau sudah terinfeksi seminggu lalu – yang bisa dilakukan tes lain. Tes cepat hanya menunjukkan jika kalian menular,” ujar Faust.

Osterholm juga setuju lebih banyak pengujian pengawasan perlu dilakukan. Sebab mengetahui apakah seseorang positif atau tidak sangat penting untuk meminimalkan risiko.

 

5. Menilai kembali risiko paparan

Strategi terakhir adalah menyesuaikan risiko paparan yang mungkin dialami. Apalagi dengan munculnya varian Delta yang lebih menular.

Faust pun menyarankan agar orang-orang harus memiliki pola pikir untuk melakukan aktivitas yang benar-benar penting dan diperlukan. Misalnya dengan menanyakan pada diri sendiri apakah itu sepadan dengan risiko yang mengikuti.

Meskipun saat ini kita punya lebih banyak senjata dibanding saat awal pandemi. Adanya pengujian yang masif, masker dan vaksinasi juga membuat berkumpul jadi lebih aman. Tetapi kita harus bisa menilai keseimbangan antara kepentingan dan risiko toleransi yang dimiliki.

“Jika kalian divaksin lengkap, kalian lebih terlindungi dibanding sbeelumnya. Tetapi dengan keberadaan Delta, vaksin bukanlah kartu bebas, kita tetap harus mengambil langkah pencegahan seperti menghindari kerumunan. Kita juga harus melakukan pencegahan lain agar bisa melewati gelombang ini,” ujar Marr.(*)

Artikel Terkait
Current Issues
Biar Nggak Panik, Ikuti Tips Aman Covid-19 dari Dokter Faheem Younus Berikut

Current Issues
Hindari Tempat-Tempat Ini Jika Belum Vaksin

Current Issues
Vaksin Covid-19 di Amerika Serikat Diperkirakan Selamatkan Hampir 280.000 Nyawa