![]() |
Posted on August 22nd 2021 |
Credit: Youtube-Takara Tomy
Pandemi mempengaruhi orang-orang dari segala usia dengan cara yang berbeda. Khususnya lansia. Tak dekat dengan keluarga atau teman membuat mereka kesepian. Itulah sebabnya perusahaan mainan asal Jepang, Takara Tomy, mengembangkan robot mungil dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mengurangi dampak buruk isolasi bagi lansia.
Melansir Gizmodo pada Minggu (22/8), robot tersebut bernama Ami-chan, yang dirancang mirip seperti anak kecil atau cucu. Tampilannya terinspirasi oleh beberapa karakter Studio Ghibli, dengan mata besar dan senyum kecil. Selain duduk tegak seperti mainan lainnya, Ami bisa mengedipkan mata atau memejamkan mata agar terlihat tertidur.
Yang unik dari Ami-chan adalah penggunaan bahasa dan pemahaman verbal. Robot tersebut memiliki kosa kata sekitar 1.600 kata dalam bahasa Jepang dan dapat belajar lebih banyak untuk menciptakan kepribadiannya sendiri.
Tapi bukan itu saja, Ami juga dapat mempelajari nama-nama orang yang berinteraksi dengannya, serta tanggal ulang tahun dan memiliki kamera untuk pengenalan wajah, mengidentifikasi dengan siapa ia "berbicara.” Sehingga, Ami-chan dapat menciptakan ikatan yang lebih mendalam dengan pemiliknya.
Untuk menemani lansia, Ami-chan dapat menyanyikan 40 sajak, lagu, dan twister lidah yang berbeda, tujuannya merangsang area tertentu di otak agar membantunya tetap aktif. Bahkan Ami-chan juga diprogram untuk mengidentifikasi musim dalam setahun. Dalam video yang dirilis oleh Takara Tomy terlihat bagaimana para lansia berinteraksi dengan Ami bahkan ada yang menangis.
Dalam video yang dirilis oleh Takara Tomy terlihat bagaimana para lansia berinteraksi dengan Ami bahkan ada yang menangis. Boneka itu akan diluncurkan di pasar pada 27 Agustus mendatang. Dengan harga sekitar USD 250 (Rp 3,6 juta), Ami-chan tak murah. Tetapi robot tersebut bisa aktif hanya menggunakan satu set baterai ukuran C.
Perusahaan mengharapkan untuk menjual lebih dari 50.000 unit per tahun demi membantu mengatasi kesepian bagi 6 juta lansia yang hidup sendiri di Jepang. (*)