![]() |
Posted on August 18th 2021 |
Singapura merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Jumlah kematian akibat Covid-19 di negara ini juga hanya beberapa lusin. Mereka pun berencana untuk kembali membuka bisnis dan sedang mencoba membuat dasar untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.
Dilansir Reuters, para ahli medis mengatakan warga mungkin melihat ratusan kematian setiap tahun dari endemik Covid-19, mirip dengan flu. Pendekatan pragmatis itu dapat memberikan contoh bagi negara lain yang ingin keluar dari penguncian saat mereka meningkatkan program inokulasi mereka sendiri.
"Satu-satunya cara untuk tidak memiliki kematian dari penyakit di mana saja di dunia adalah menghilangkan penyakit sama sekali dan baru pernah terjadi pada cacar," kata Paul Tambyah, Presiden AsiaASia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection.
Singapura telah melaporkan hanya ada 44 kematian akibat Covid-19 sejak pandemi dimulai pada awal Januari 2020. Menurut dokter, kondisi itu dibandingkan dengan sekitar 800 kematian terkait flu dalam tahun biasa, di negara dengan populasi 5,7 juta tersebut.
"Meskipun gagasan tentang ratusan kematian akibat Covid tampaknya mengejutkan dibandingkan dengan kematian sejauh ini dan layak mengambil upaya pencegahan, itu setara dengan influenza, yang hampir tidak dipedulikan masyarakat," kata Alex Cook, seorang ahli pemodelan penyakit menular di National University of Singapore (NUS).
Dia menambahkan, sebanyak 1.000 orang mungkin meniggal pada satu atau dua tahun ke depan di Singapura jika vaksinasi pada kelompok orang tua tidak membaik. Para ahli memperkirakan bahwa sebagian besar kematian akan terjadi di antara kelompok usia tertua, yang tetap tidak divaksinasi meskipun memenuhi syarat selama hampir setengah tahun.
Menteri Kesehatan negara itu, Ong Ye Kung mengatakan bulan ini bahwa ketika perekonomian terbuka, warga Singapura harus secara psikologis siap bahwa korban tewas karena Covid-19 kemungkinan akan naik.
Tiga perempat populasi Singapura telah sepenuhnya diinokulasi terhadap virus Corona. Negara tersebut juga akan melonggarkan lebih banyak pembatasan pada September ketika tingkat vaksinasi mencapai 80%.
Pada 16 Agustus, 80% dari mereka yang berusia 70 tahun ke atas telah sepenuhnya divaksinasi, dan orang berusia 60-69 tahun berada di 88%. Singapura melaporkan enam kematian Covid-19 dalam dua minggu terakhir, tidak ada yang divaksinasi.
Teo Ying, Dekan dari Saw Swee Hock School of Health di NUS, hasil awal dari model matematika menunjukkan bahwa jumlah kematian yang diperkirakan dari lansia berusia 60 tahun ke atas akan sekitar 480 pada 2022.
Negara lain yang mengalami kesuksesan awal dengan virus, seperti Australia, juga menggeser strategi mereka untuk bersiap menghadapi kematian lebih banyak akibat covid-19 di era di mana penyakit ini tetap ada. Tetapi sebagai salah satu negara yang paling banyak divaksinasi di dunia, Singapura mungkin yang pertama menunjukkan apa artinya itu.
"Jika negara-negara mulai bergerak menuju strategi covid-19 sebagai endemik, diperkirakan bahwa akan ada kematian lebih banyak yang berkaitan. Meskipun masih belum jelas berapa banyak dari ini akan menjadi kematian berlebih dan berapa banyak yang akan terjadi terlepas dari Covid-19, " kata Teo. (*)