Lifestyle

5 Langkah Membebaskan Diri dari Kemarahan dan Dendam karena Ketidakadilan

Dendam makin menjauhkan kita dari kedamaian

Kezia Kevina Harmoko

Posted on August 15th 2021

(Ilustrasi: Freepik)

Kita pasti pernah mengalami ketidakadilan, entah itu besar atau kecil, dalam hidup kita. Kadang kita bisa mendapat keadilan setelahnya, kadang harus kecewa karena apa yang kita rasakan dianggap tidak ada.

Dari ketidakadilan, muncul kemarahan. Respons yang sangat wajar. Lama-kelamaan, kemarahan tadi bisa berubah jadi dendam. Pastinya kita ingin orang yang jahat sama kita juga merasakan ketidakadilan biar kapok.

Sayangnya, meski kita pikir merealisasikan dendam akan membebaskan kita dari amarah, itu justru memperpanjang sakit hati. Dendam akan semakin menjauhkan kita dari kesempatan buat berbahagia. Sebaiknya sih jangan mendendam (apalagi kayak drama Korea Penthouse, runyam banget kan jadinya).

Dilansir dari APA, memiliki dendam akan membuat kita memandang suatu masalah menjadi hal yang besar. Kalau kita nggak melancarkan dendam, masalah yang kita alami bisa tampak lebih kecil sehingga kita lebih mudah untuk melupakannya dan move on. Namun, kalau kita memilih untuk mendendam, kita cenderung sulit untuk move on.

Nih, simak lima langkah untuk membebaskan diri dari kemarahan dan mencegah diri sendiri melancarkan dendam.

Latihan pernafasan

Ini langkah pertama kalau diserang kemarahan, seperti yang dilansir dari Healthline. Cari tempat duduk yang nyaman dan sandarkan kepala biar rileks. Bernafas melalui hidung dan perhatikan pergerakan perut selagi kita bernafas. Hembuskan nafas melalui mulut. Lakukan selama 5-10 menit atau seperlunya.

Gerakkan tubuh

Kadang berdiam diri bisa bikin perasaan kita makin kacau. Ambil alih pikiran kita dengan menggerakkan tubuh bisa jadi solusi untuk meredakan amarah. Bisa dengan workout yang singkat dan nggak terlalu sulit atau yoga. Dengan bergerak, kita menurunkan ketegangan otot dan sejenak mengalihkan pikiran.

Yakin dengan keadilan natural

Dua langkah di atas itu pertolongan pertama kalau lagi marah, sekarang mulai ke langkah yang jangka panjang.

Dilansir dari Psychology Today, ada baiknya ketika kita mengalami ketidakadilan dan nggak bisa memperjuangkan keadilan, percaya pada keadilan natural. Entah bagaimana, orang yang berbuat jahat akan menerima konsekuensi atas tindakan mereka sendiri, tanpa kita ikut campur tangan.

Kalau seseorang yang jahat merasa bersalah, rasa bersalah itu akan membebani mereka dan mendatangkan masalah di masa depan. Kalau mereka nggak merasa bersalah dan terus berbuat jahat, pasti akan ada konsekuensi yang akan datang.

Pilih untuk jalan ke depan

Sadari kalau kamu mulai merasakan kemarahan dan ingat kalau terus-menerus marah hanya buang-buang space kepalamu yang berharga dan menjauhkan kita dari hidup yang bahagia. Alihkan fokus dari masa lalu ke masa depan.

Misal nih ya, kita lagi menyetir mobil. Kalau kita melihat spion terus, alias selalu memandang ke belakang, bisa-bisa nggak sampai tujuan karena kacau banget menyetirnya. Mulai fokus melihat ke depan, melihat spion kalau perlu aja.

Ini bukan berarti nggak perlu usaha buat mencari keadilan ya. Kalau bisa melapor ke pihak yang berwenang, lakukan. Mungkin langkah itu bisa mengubah keadaan atau mencegah hal serupa terjadi ke orang lain.

Stop menyambut pikiran negatif

Pikiran negatif termasuk dendam menghabiskan banyak energi. Kalau di dunia komputer, dendam.exe itu menghabiskan RAM yang besar. Kepala bisa panas dan akhirnya kita cenderung mudah lelah hingga depresi karena menghidupkan pikiran-pikiran dan memori itu perlu banyak energi.

Solusinya tentu memilih untuk berhenti menyambut pikiran negatif. Sadari diri sendiri ketika mulai memutar ulang kejadian yang kurang mengenakan itu dan kembalikan fokus ke apa yang tadinya kita lakukan.

Nah, itu dia beberapa langkah meredam kemarahan dan membebaskan diri dari dendam. Kalau kamu mulai merasakan kesulitan mengendalikan pikiran atau emosi hingga berdampak ke kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk konsultasi ke psikolog ya! (*)

Artikel Terkait
Lifestyle
4 Tips Menghadapi Kemarahan Agar Tidak Meledak dan Berujung Penyesalan

Lifestyle
Double Depression, Kondisi Depresi yang Jarang Diketahui

Lifestyle
5 Langkah Validasi Emosi, Hal Dasar untuk Mengatur Perasaan Sendiri