![]() |
Posted on August 1st 2021 |
Choi Minho dikenal sebagai fans sepak bola garis keras. Personel boyband SHINee itu adalah pendukung klub Premier League, Arsenal. Ia juga kerap pamer skill mengolah bola dalam berbagai pertandingan ekshibisi.
Kini, Minho bisa berperan lebih aktif dalam sepak bola Korea. Ia ditunjuk sebagai duta K-League, liga sepak bola Negeri Ginseng. Ia diperkenalkan oleh Federasi Sepak Bola Profesional Korea (KFA) di Sunggok Museum of Art di Seoul, Rabu lalu (28/7).
’’Aku merasa sangat terhormat menerima tugas ini,’’ kata Minho, seperti dikutip AllKPop. ’’Aku akan melakukan yang terbaik untuk mempromosikan K-League. Semoga hal ini juga bisa mendukung pengembangan sepak bola di negeriku,’’ lanjutnya.
Sebagai ambassador, penyanyi 29 tahun itu akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang diadakan KFA. Namun, ia juga wajib memperkenalkan K-League dalam aktivitas pribadinya. Menurut Minho, ia akan dengan senang hati melakukan hal itu. Toh, selama ini, ia juga sering berpartisipasi dalam acara-acara sepak bola. Dan aktif mengunggahnya ke media sosial.
Kecintaan Minho terhadap sepak bola bisa dipastikan menurun dari sang ayah, Choi Yun-kyum. Ia adalah pemain timnas Korea. Setelah pensiun, ia menjadi pelatih. Beberapa tim yang sempat ditangani, antara lain, Daejeon Citizen, Gangwon FC, dan Busan Ilpark. Prestasi terbaiknya adalah mengantar Gangwon FC promosi ke divisi utama pada 2016 lalu.
Minho paling senang menonton pertandingan tim yang dibesut ayahnya. Ia tidak segan ikut datang ke laga tandang di luar Seoul. Di sela jadwal yang padat, dalam semusim, paling tidak dia 20 kali menonton tim ayahnya bermain. ’’Dia jadi semacam jimat keberuntungan buatku. Kalau dia datang ke stadion, timku sering menang,’’ ungkap Choi, seperti dikutip Korea JoongAng Daily.
Tidak hanya hobi menonton, skill bermain bola Minho cukup baik. Bahkan, ia bisa dibilang yang paling jago di kalangan selebriti. Penyanyi 29 tahun itu mengakui, ia sempat kepingin mengikuti jejak ayahnya menjadi pemain profesional. Tapi, waktu ia kelas lima SD, sang ayah melarang. Choi tahu benar, bertahan hidup di dunia sepak bola sangatlah sulit.
’’Ayah bilang, ia akan menendangku keluar dari rumah kalau aku berani-beraninya bermimpi menjadi pemain bola,’’ Minho mengenang. ’’Itulah kali pertama ayah tidak menyetujui keinginanku. Jadi aku menurut,’’ terangnya. Tampaknya, Minho memang harus puas menjadi duta sepak bola. (Retna Christa)
Tulisan ini sebelumnya telah tayang di Harian Disway (partner Mainmain.id) Info berlangganan Harian Disway klik di sini.