Lifestyle

Studi: Kasus Diabetes Tipe 2 Pada Anak Naik Dua Kali Lipat Selama Pandemi

Dwiwa

Posted on June 29th 2021

Kasus diabetes tipe 2 di antara anak –anak meningkat lebih dari dua kali lipat di salah satu rumah sakit Lousiana. Selain itu, kasus-kasus yang saat ini muncul juga mengalami peningkatan keparahan.

Dilansir dari CNN, kesimpulan tersebut didapat dari studi yang dilakukan di Our Lady of the Lake Children Hospital oleh Dr Daniel Hsia, profesor di Pennington Biomedical Research Center di Baton Rouge, Lousiana dan rekan.

Dari Maret hingga Desember 2019, angkanya hanya 0,27 persen – 8 kasus dari 2.964 rawat inap. Namun selama periode yang sama pada 2020, angkanya melonjak drastis menjadi 0,62 persen -17 kasus dari 2.729 rawat inap.

“Ini adalah angka yang sangat kecil. Kami hanya rumah sakit tunggal, tetapi kami pikir bahwa kami mungkin merupakan mikrokosmos dari apa yang terjadi di seluruh negeri,” ujar Hsia kepada CNN.

Sejauh ini, diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling umum dan biasanya terkait dengan obesitas, pola makan yang buruk, dan kurang olah raga. Dalam pertemuan American Diabetes Association, para peneliti mengatakan jika di antara 25 kasus diabetes tipe dua selama dua tahun, 23 terjadi pada anak-anak kulit hitam.

Anak-anak kulit hitam, Latin, Asia, penduduk asli Amerika, Alaska, dan kepulauan Pasifik mungkin berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Hsia mengatakan kesenjangan kesehatan yang ada mungkin telah memburuk selama pandemi.

“Faktor risiko diabetes tipe dua mungkin lebih buruk pada saat seperti ini, di mana mereka harus tinggal di rumah, dan mereka tidak memiliki akses ke makanan sehat dan aktivitas fisik, dan tidurnya terganggu,” ujar Hsia.

Tim tersebut mengatakan anak-anak yang dirawat karena diabetes tipe 2 pada 2020 memiliki gejala yang lebih parah dibanding 2019. Mereka memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi dan tanda-tanda dehidrasi lebih parah – yang muncul ketika tubuh mencoba membuang kelebihan glukosa lewat buang air kecil.

Dr Lyli Chao, direktur diabetes medis sementara Children Hospital Los Angeles mengatakan dia melihat tren yang sama di rumah sakitnya. Terutama kasus ketoasidosis, komplikasi diabetes parah yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin.

Chao mengatakan berdasarkan riwayat, kasus di rumah sakit tersebut berkisar antara 5 hingga 10 persen. Tetapi dalam setahun terakhir kasusnya meningkat hingga 20 persen dari kasus diabetes tipe 2 baru yang mucnul dalam kondisi parah.

“Ada laporan diabetes onset baru yang terjadi setelah seseorang terinfeksi virus SARS-Cov-2. Kami tahu pandemi Covid secara tidak proporsional memengaruhi orang kulit berwarna. Yang tidak kami ketahui adalah berapa banyak dari kasus ini yang terkait dengan paparan virus sebelumnya,” ujar Chao.

Menurut CDC, anak-anak dan remaja hampir tidak pernah mengalami diabetes tipe dua hingga beberapa waktu terakhir. Mereka mengatakan kondisi saat ini merupakan masalah yang berkembang diantara pasien anak.

“Mendapatkan diabetes pada usia ini sangat berbeda dengan terkena diabetes saat dewasa. Komplikasi terjadi lebih cepat. Ini adalah kondisi yang jauh lebih progresif,” ujar Chao.

Hsia mengatakan penelitian tambahan diperlukan untuk mengetahui faktor yang mendorong peningkatan kasus, tetapi perubahan gaya hidup yang terkait dengan pandemi – termasuk lebih sedikit aktivitas fisik dan lebih banyak waktu melihat gawai – dapat mendorong penambahan berat badan pada anak-anak.

Dokter mengatakan gejala yang harus diwaspadai termasuk peningkatan kelelahan, haus, buang air kecil, dan penurunan berat badan yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan.

Selain itu, CDC mengatakan jika kalian memiliki anggota keluarga dengan diabetes tipe 2, dilahirkan dari ibu dengan diabetes saat hamil, dan memiliki kondisi berhubungan dengan resistensi insulin dapat meningkatkan risiko. Karena itu, jika kalian memiliki berat badan lebih dan mempunyai kombinasi faktor risiko, perlu untuk konsultasi ke dokter tentang tes gula darah. (*)

 

Artikel Terkait
Current Issues
Penelitian: Frekuensi Olahraga Anak Muda Alami Penurunan Selama Pandemi

Current Issues
Ahli Virus: Anak-anak Sekarang Jadi Penyebar Utama Covid-19

Current Issues
Jangan cuma Rebahan, Gerak Yuk. Kata WHO, Segini Minimal Waktu Aktivitas Fisik