![]() |
Posted on June 22nd 2021 |
Credit: PBS News Hour
Departemen Perdagangan AS akhirnya membatalkan larangan bertransaksi dengan TikTok dan WeChat, yang dikeluarkan pada September lalu. Larangan tersebut dikeluarkan Donald Trump saat masih menjabat sebagai President AS. Ia memang berusaha untuk memblokir dua aplikasi milik Tiongkok tersebut dengan alasan membahayakan keamanan nasional.
Kebijakan yang diumumkan pada Senin (1/6) itu merupakan langkah lanjutan pemerintahan Presiden Joe Biden. Awal bulan lalu, Biden juga membatalkan perintah eksekutif mantan Presiden Trump yang melarang adanya unduhan baru WeChat dan TikTok di AS.
Sebelum mengeluarkan kebijakan-kebijakan tersebut, Biden telah meminta Departemen Perdagangan untuk memantau aplikasi perangkat lunak seperti TikTok yang dapat memengaruhi keamanan nasional AS atau tidak. Mereka diminta membuat rekomendasi dalam waktu 120 hari terkait cara melindungi data AS yang diperoleh atau dapat diakses oleh perusahaan yang dikendalikan negara lain.
Departemen Perdagangan AS belum mengeluarkan pernyataan terkait hal tersebut. Tapi sebelumnya, di bawah pemerintahan Trump, Departemen Perdagangan telah berusaha membendung transaksi yang mengarah pada larangan penggunaan WeChat di Amerika Serikat. Kemudian, mencari pembatasan serupa yang bisa melarang penggunaan TikTok.
Pada Januari, sebelum Trump lengser ia memerintahkan pelarangan transaksi dengan delapan aplikasi Tiongkok. Termasuk Alipay Ant Group, QQ Wallet Tencent dan WeChat Pay. Namun, belum ada langkah pasti larangan yang dikeluarkan hingga saat ini.
Departemen Kehakiman pada masa pemerintahan Trump juga pernah mengajukan banding kepada pengadilan yang memblokir perintah Trump untuk melarang penggunaan TikTok dan WeChat di AS. Namun ketika Biden berkuasa, pengajuan banding tersebut dihentikan.
WeChat yang dimiliki raksasa teknologi Tiongkok, WeChat, telah diunduh 19 juta oleh pengguna di AS. Aplikasi itu banyak digunakan sebagai media untuk layanan perpesanan, game, dan pembayaran.
Sementara TikTok merupakan aplikasi buatan ByteDance, yang juga termasuk raksasa teknologi di Tiongkok. Aplikasi pembuat video singkat ini yang disukai oleh remaja di seluruh dunia. AS termasuk sebagai pengguna TikTok terbesar kedua di dunia(*)