![]() |
Posted on June 16th 2021 |
Makanan olahan ultra proses memang terasa lezat dan menggiurkan. Tetapi di balik itu, banyak studi yang mengungkap jika jenis makanan ini berdampak buruk bagi kesehatan. Bahkan sebuah studi terbaru mengungkap jika anak-anak yang makan banyak makanan ultra proses cenderung gendut atau obesitas saat dewasa.
Dilansir dari CNN, hal tersebut merupakan temuan dari penelitian 17 tahun yang dilakukan pada lebih dari 9 ribu anak-anak Inggris yang lahir pada 1990-an. Para peneliti akhirnya menemukan makanan ultra proses termasuk pizza beku, minuman bersoda, roti yang diproduksi massal, dan beberapa makanan siap saji menyumbang proporsi sangat tinggi pada makan anak-anak, rata-rata lebih dari 60 persen kalori.
"Salah satu hal utama yang kami temukan di sini adalah hubungan dosis-respon," ujar Dr Eszter Vamos, dosen klinis senior kedokteran kesehatan masyarakat di Imperial College London. Ia juga penulis studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Pediatrics, Senin.
Vamos mengatakan, anak-anak yang makan makanan ultra proses bukan sekedar mengalami kenaikan berat badan buruk. Tetapi juga semakin banyak mereka makan, semakin buruk penambahan berat yang didapat.
Pengolahan makanan infustri selama ini memodifikasi makanan untuk mengubah konsistensi, rasa, warna dan umur simpan. Hal itu dilakukan dengan menggunakan cara mekanis atau kimia. Tujuannya membuatnya rasanya lebih enak, murah, menarik, dan pas. Nah, proses ini tidak ditemukan pada makanan olahan rumahan.
Menurut studi tersebut, makanan olahan cenderung memiliki energi lebih banyak, tetapi miskin nutrisi. Mereka cenderung memiliki kadar gula, garam, dan lemak jenuh tinggi tetapi kadar protein, serat makanan, dan zat gizi mikronya rendah. Belakangan, jenis makanan ini dipasarkan secara agresif oleh industri makanan.
Dalam penelitian ini, anak-anak diikuti dari usia 7 tahun hingga 24 tahun. Mereka juga diminta mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi selama tiga hari, yang dilakukan saat umur mereka 7, 10, dan 13 tahun.
Hasilnya, rata-rata anak-anak yang lebih mengkonsumsi makanan ultra proses menunjukkan peningkatan indeks massa tubuh (IMT), berat badan, lingkar pinggang, dan lemak tubuh saat mereka tumbuh dewasa.
Pada usia 24 tahun, kelompok yang sama rata-rata memiliki tingkat IMT lebih tinggi hingga 1,2 kg/m2. Mereka juga memiliki lemak tubuh 1,5 persen lebih banyak. Rata-rata mereka memiliki bobot 3,7 kg lebih berat dan punya lingkar pinggang lebih besar hingga 3,1 cm. Angka-angka itu dibandingkan dengan mereka yang masuk dalam kelompok tidak terlalu banyak konsumsi makanan ultra proses saat masih anak-anak.
Penelitian itu memang tidak secara definit menunjukkan sebab dan akibat dari hubungan antara makan makanan ultra proses dan peningkatan indeks massa tubuh (IMT). Namun meski begitu, para peneliti tetap menganjurkan agar ada langkah-langkah yang lebih radikal dan efektif untuk menurunkan paparan anak-anak dari makanan ultra proses.(*)