![]() |
Posted on June 8th 2021 |
Ada begitu banyak dampak buruk yang dirasakan tubuh ketika terpapar Covid-19. Mulai dari munculnya gejala ringan, hingga mengalami sakit fatal yang berakibat kematian. Selain itu, kemungkinan adanya dampak buruk Covid-19 pada otak sangat besar terjadi.
Dilansir dari Eat This, Not That!, kesimpulan baru ini didapat dari tinjauan terhadap studi yang dipublikasikan di Journal of Neurology, Neurosurgery and Psychiatry. Studi tersebut mengamati lebih dari 105 ribua orang yang didiagnosis dengan Covid-19 di 30 negara.
Para peneliti menemukan bahwa sebanyak 43 persen pasien kehilangan penciuman, disusul dengan kelemahan fisik (40 persen), kelelahan (38 persen), kehilangan indra perasa (37 persen), nyeri otot (25 persen), depresi (23 persen), sakit kepala (21 persen) dan kecemasan (16 persen).
Bahkan mereka yang memiliki kasus Covid ringan – tidak perlu rawat inap – melaporkan efek neurologis. Ada 55 persen mengalami kelelahan, 52 persen melaporkan kehilangan penciuman, 47 persen nyeri otot, 45 persen kehilangan rasa, dan 44 persen mengalami sakit kepala.
“Kami memperkirakan jika gejala neurologis dan psikiatri akan lebih umum terjadi pada kasus Covid-19 parah, tetapi sebaliknya kami menemukan jika beberapa gejala tampaknya lebih umum pada kasus ringan,” jelas penulis utama studi Dr Jonathan Rogers dari UCL Psychiatry and South London and Maudsley NHS Foundation Trust.
Lalu apa yang menjadi penyebabnya? Saat ini para peneliti masih belum yakin. Tetapi Covid menyebabkan peradangan di seluruh tubuh. Nah, peradangan atau berkurangnya oksigen di otak mungkin bertanggung jawab atas gejala yang muncul.
“Banyak faktor yang dapat berkontribusi pada gejala neurologis dan kejiwaan pada tahap awal infeksi Covid-19, termasuk peradangan, gangguan pengiriman oksigen ke otak, dan faktor psikologis,” ujar Rogers.
Para peneliti juga mengingatkan pada dokter dan pasien bahwa mereka harus menyadari jika Covid-19 memengaruhi kesehatan otak dan mental sehingga penting untuk melakukan perawatan jika memang diperlukan.
“Gejala neurologis dan psikiatri sangat umum terjadi pada orang dengan Covid-19. Dengan jutaan orang yang terinfeksi secara global, bahkan gejala yang langka pun dapat memengaruhi lebih banyak orang dari biasanya. Layanan kesehatan mental dan layanan rehabilitasi neurologis harus disediakan untuk meningkatkan rujukan,” kata penulis senior yang ikut dalam studi, Alasdair Rooney dari Universitas Edinburgh. (*)