![]() |
Posted on May 28th 2021 |
Semenjak pandemi dimulai, para ilmuwan dan peneliti berusaha untuk menentukan berapa lama kekebalan Covid-19 bertahan. Meskipun infeksi ulang masih mungkin terjadi, mereka juga berharap bisa memahami potensi keparahan infeksi kedua atau ketiga. Tetapi tampaknya, antibodi ini bertahan cukup lama.
Dilansir dari Eat This, Not That!, sebuah studi yang diterbitkan pada Senin di jurnal Nature, kekebalan bertahan setidaknya satu tahun –atau bahkan seumur hidup – dan terus meningkat dari waktu ke waktu. Kekebalan juga menguat setelah vaksinasi.
Tapi, meski begitu, perlu diingat bahwa ini belum meyakinkan jika kalian terpapar Covid-19 – bahkan kasus yang ringan – dan kemudian mendapat vaksinasi lengkap, kalian mungkin tidak perlu booster. Atau jika kalian tidak pernah terkena Covid, tetapi telah divaksinasi penuh, mungkin perlu booster.
“Musim gugur lalu, ada laporan bahwa antibodi berkurang dengan cepat setelah terinfeksi virus penyebab Covid-19, dan media mainstream menerjemahkan bahwa kekebalan tidak berumur panjang,” ujar penulis senior Ali Ellebedy Ph.D, profesor muda patologi & imunologi, kedokteran dan mikrobiologi molekuler.
Dia menambahkan jika itu merupakan penafsiran data yang salah. Penurunan antibodi setelah infeksi akut merupakan hal yang normal, tetapi itu tidak turun ke nol, tetap stabil. Dalam penelitiannya, mereka menemukan sel penghasil antibodi pada orang 11 bulan setelah gejala pertama.
“Sel-sel ini akan hidup dan menghasilkan antibodi selama sisa hidup manusia. Itu bukti kuat untuk kekebalan jangka panjang,” ujarnya.
Ali mengatakan jika orang dengan kasus ringan membersihkannya dari tubuh dua hingga tiga minggu setelah infeksi sehingga tidak akan ada virus yang mendorong respons kekebalan aktif tujuh atau 11 bulan setelah infeksi.
“Sel-sel ini tidak membelah. Mereka diam, hanya duduk di sumsum tulang dan mengeluarkan antibodi. Mereka telah melakukan itu sejak infeksi teratasi, dan mereka akan terus melakukannya tanpa batas,” sambungnya.
Menurut penelitian mereka, bahkan orang yang terinfeksi tetapi tetap asimtomatik, dapat memiliki kekebalan yang tahan lama. Tetapi disebutkan bahwa apakah mereka akan terlindungi dari infeksi yang lebih parah dari serangan penyakit di masa depan, itu masih belum diselidiki. (*)