![]() |
Posted on May 20th 2021 |
Ford Motor dan produsen baterai Korea Selatan SK Innovation melakukan joint venture (usaha bersama) untuk memproduksi sel baterai kendaraan listrik di AS. Dilansir dari CNBC, Kamis (20/5), kedua perusahaan telah menandatangani nota kesepahaman mengenai BlueOvalSK, nama untuk usaha bersama ini.
Pengumuman itu muncul di tengah prediksi lonjakan penjualan kendaraan listrik. Ditambah dorongan oleh Pemerintahan Joe Biden untuk meningkatkan produksi domestik teknologi penting bagi EV, seperti sel baterai, sebagai sumber daya pada kendaraan. Produksi sel baterai serta modul pendukung diharapkan dimulai pada pertengahan dekade.
"Saat industri berubah, kami harus melakukan insource sekarang," kata CEO Ford Jim Farley kepada pers pada Rabu (18/5) saat peluncuran kendaraan listrik baru F-150 Lightning buatan Ford.
Pasokan dan produksi sel baterai sangat penting bagi pembuat mobil yang beralih ke kendaraan listrik. Jim Farley kemudian menceritakan bagaimana Ford dulu memulai bisnis kendaraan berbahan bakar minyak. Di mana mereka memproduksi mesin dan komponen powertrain mereka sendiri pada awal 1900-an.
Credit: pickool
Menurut Jim, memproduksi komponen utama sendiri dapat membantu menghindari potensi kekurangan di masa depan, seperti yang dialami industri saat ini dengan chip semikonduktor. Dengan kata lain, langkah ini dimaksudkan agar produsen tidak bergantung kepada perusahaan lain.
Pada tahun 2030, Ford berharap dapat menghasilkan energi hingga 140 gigawatt (GWh) jam untuk sel baterai setiap tahun di Amerika Utara, dan hingga 240 GWh secara global.
Seiring dengan kabar adanya usaha bersama, kepala platform produk dan petugas operasi Ford Hau Thai-Tang, mengatakan bahwa perusahaannya berencana untuk memproduksi hingga 60 GWh setahun. Setara dengan tenaga untuk sekitar 600.000 mobil listrik Mustang Mach-E milik Ford.
Sebelumnya, Ford sendiri menargetkan dapat menjual cukup banyak EV untuk mulai memproduksi sel baterainya sendiri pada tahun 2025.
Ford awalnya tidak berencana membuat sel baterai sendiri sampai Jim Farley naik menjadi CEO pada 1 Oktober. Farley memiliki pandangan arah yang berbeda dari pendahulunya, Jim Hackett. Di mana saat itu Hackett mengatakan bahwa Ford tidak melihat "keuntungan" dalam memproduksi sel baterai.
Saingan terbesar Ford, General Motors, berada beberapa tahun di depan dalam rencana baterai EV-nya. Baru-baru ini mereka mengumumkan pabrik Ultium keduanya senilai USD 2,3 miliar di AS untuk memproduksi sel baterai -juga melalui joint venture- bersama LG Chem. Kedua perusahaan tersebut sudah membangun pabrik Ultium Cell di Lordstown, Ohio. Pabrik itu dijadwalkan selesai pada 2022.(*)
Foto: AFP