Current Issues

5 Alasan Mengapa Remaja yang Sehat Wajib Vaksin Covid-19

Dwiwa

Posted on May 20th 2021

Jika masih ada yang berpikir jika vaksin itu hanya penting bagi orang berusia lanjut atau mereka yang berisiko tinggi terpapar Covid-19, kalian salah besar. Pasalnya nih, orang dewasa muda alias Gen Z dan Milenial sekarang menjadi penyebar utama dari virus SARS-Cov-2 loh.

Ditambah lagi nih, Gen Z dan Milenial tercatat sebagai penduduk paling banyak di Indonesia pada 2020. Tentu jika ingin mencapai herd immunity alias kekebalan kawanan di negeri ini, dua kelompok usia ini harus ikut berpartisipasi dalam program vaksinasi.

Tetapi sayangnya, survei yang dilakukan pada 1-3 Februari 2021 lalu oleh Indikator Politik Indonesia mengungkap jika usia 22-25 tahun memiliki kecenderungan enggan divaksin. Sementara survei dari lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dilakukan di DKI Jakarta dan DI Yogyakarta pada 13-18 Januari 2021 mengungkap jika anak muda tidak percaya kemanjuran vaksin.

Nah, jika kalian juga satu suara dengan anak-anak muda dalam survei tersebut, mungkin ini saatnya untuk berpikir ulang. Dilansir dari CNN, berikut 5 alasan yang bisa jadi pertimbangkan mengapa orang muda yang sehat juga perlu divaksinasi Covid-19.

 

1. Covid-19 tidak perlu membunuh untuk merusak hidupmu

Jangan berpikir jika karena kalian masih muda dan sehat maka Covid-19 tidak akan berpengaruh. Ini adalah pemikiran yang salah. Sebab, banyak anak muda yang terpapar memiliki gejala Covid-19 yang berkepanjangan meskipun mereka hanya sakit ringan.

Di Amerika Serikat, setidaknya 2.450 orang berusia di bawah 30 tahun meninggal karena Covid-19. Tetapi menurut Dr. Megan Ranney, dokter kedaruratan dan direktur Brown-Lifespan Center for Digital Health, komplikasi jangka panjang bagi orang dewasa muda lah yang lebih menjadi perhatian.

Dia menceritakan jika banyak orang di usia 20-an, 30-an, dan 40-an yang sehat banyak yang berakhir di UGD dengan Covid. Banyak yang mengalami kesulitan pernapasan dalam jangka panjang atau mengalami kehilangan bau dan rasa. Sebagian juga mengalami kabut otak yang menjadi salah satu dampak jangka panjang Covid.

Bahkan, setelah setahun berlalu, sebagian dari anak muda ini masih merasakan gejala yang cukup mengganggu aktivitas keseharian mereka.

 

2. Sistem imun yang kuat dan sehat bisa menjadi boomerang

Beberapa pasien muda yang sebelumnya sehat mengalami badai sitokin Covid-19. Ini terjadi ketika sistem kekebalan bereaksi berlebihan – yang justru dapat menyebabkan peradangan parah atau gejala serius lainnya.

Para dokter telah melihat anak muda berusia awal 20-an datang ke rumah sakit perlu menggunakan ECMO yang merupakan mesin jantung-paru, dalam jangka waktu cukup lama karena mengalami kardiomiopati akibat respon dari badai sitokin.

Dr Paul Offit, direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadephia mengatakan jika orang muda sehat terdampak parah Covid-19, badai sitokin sering menjadi faktor. Menurutnya, pada pandemi flu 1918 lalu, hal ini benar terjadi. Kurva kasusnya berbentuk U, di mana orang muda dan tua sekarat karena alasan yang berbeda.

“Tetapi alasan kematian anak muda adalah karena mereka memiliki respons kekbalan yang kuat – yang disebut badai sitokin, di mana tubuh membuat protein imunologis yang sebenarnya menyebabkan kerusakan,” ujarnya.

 

3. Orang muda (atau teman mereka) mungkin berisiko lebih tinggi dari yang dipikirkan

Journal of Adolescent Health mengungkap jika satu dari tiga orang dewasa muda berusia antara 18 dan 25 tahun berisiko mengalami Covid-19 parah. Di Amerika, lebih dari 40 persen orang dewasa memiliki setidaknya satu kondisi bawaan yang membuat mereka berisko tinggi terkena komplikasi, menurut CDC.

Kondisi tersebut termasuk asma, diabetes, penyakit jantung, overweight atau obesitas, penyalahgunaan obat, dan memiliki riwayat merokok. Penelitian juga menunjukkan jika obesitas menjadi faktor risiko utama keparahan saat terinfeksi.

Penelitian yang diterbitkan di The Lancet Diabetes & Endocrinology juga menungkap jika orang dengan berat badan berlebih, bahkan tanpa penyakit penyerta lain, meningkatkan risiko masuk rumah sakit, ICU dan kematian akibat Covid-19 terutama pada orang lebih muda dan orang kulit hitam.

Sementara mereka yang berusia 13 hingga 24 tahun yang menggunakan rokok elektrik, lima kali lebih mungkin didiagnosis dengan Covid-19, menurut sbeuah penelitian yang diterbitkan Journal of Adolescent Health.

 

4. Jika orang muda tidak divaksin, semua orang jadi rentan

Semakin lama virus corona menyebar, mutasinya akan semakin banyak. Dan jika mutasinya signifikan, ini bisa memunculkan strain baru yang mungkin tidak bisa dilawan dengan vaksin yang ada saat ini. Itu artinya, kita akan kembali lagi terjebak dalam pandemi ini.

Offit mengatakan varian B.1.351 dan P.1 saat ini sudah mulai mampu menghindari kekebalan yang dibuat vaksin dan infeksi sebelumnya meskipun belum benar-benar sepenuhnya menghindar. Ini tentu menjadi peringatan penting bagi vaksin.

Meskipun saat ini vaksin yang ada masih mampu untuk melawan varian virus corona baru yang ada, tetapi di masa depan bisa saja ada varian baru yang tidak mempan dengan vaksin ini. Jadi, kunci untuk mengakhiri pandemi ini bukan hanya mendapat vaksinasi. Tetapi segera mendapat vaksin sebelum virus bermutasi menjadi strain baru dan tidak bisa diatasi dengan vaksin yang ada.

 

5. Strain baru menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia

Berbeda dengan varian virus corona baru yang asli, varian B.1.1.7 yang sangat menular menyerang kaum muda dengan sangat keras. Di Amerika, ini merupakan varian yang paling dominan dan menyebar di seluruh 50 negara bagian.

Ini artinya, bisa saja kalian berada di suatu tempat dan mungkin memiliki paparan singkat atau paparan kecil dan kemudian terinfeksi. Ini akan menjadi masalah besar bagi orang dewasa yang lebih mungkin kembali nongkrong tanpa divaksinasi.

Dan lagi, sulit untuk mengatakan siapa yang mungkin terinfeksi. Orang bisa menyebarkan virus corona beberapa hari sebelum gejala muncul, hanya dengan berbicara atau bernapas. (*)

 

Artikel Terkait
Current Issues
WHO: Tingkat Vaksinasi Tinggi Bantu Kurangi Risiko Munculnya Berbagai Varian

Current Issues
Apakah Semua Orang Butuh Booster Vaksin Covid-19?

Current Issues
Apakah Vaksin Asal Tiongkok Efektif Lawan Varian Delta?