Current Issues

Kasus Covid Terus Melonjak, Asosiasi Dokter di Tokyo Minta Olimpiade Dibatalkan

Dwiwa

Posted on May 19th 2021

Warga memprotes penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo pada 17 Mei 2021. (Charly Triballeau/AFP via Aljazeera)

Pandemi yang tak kunjung membaik membuat organisasi medis top di Jepang menyerukan pembatalan Olimpiade Tokyo. Mereka mengatakan jika rumah sakit sudah kewalahan karena negara tersebut sedang berjuang melawan lonjakan kasus Covid-19. Ini terjadi kurang dari tiga bulan dari dimulainya Olimpiade Musim Panas.

Dilansir dari AljazeeraTokyo Medical Practitioners Association membuat surat terbuka yang ditujukan kepada Perdana Menteri Yoshihide Suga. Surat tersebut tertanggal 14 Mei dan diunggah online pada Senin (17/5). Mereka mengatakan saat ini, rumah sakit di Tokyo sudah sibuk dan hampir tidak memiliki kapasitas cadangan.

"Kami sangat meminta pihak berwenang untuk meyakinkan Komite Olimpiade Internasional (IOC) bahwa Olimpiade sulit dilaksanakan. Kami meminta mereka mengambil keputusan untuk membatalkan Olimpiade," jelas surat tersebut.

Asosiasi yang mewakili sekitar 6 ribu dokter itu, mengajukan banding di tengah lonjakan infeksi yang mengakibatkan kekurangan tempat tidur rumah sakit di beberapa bagian ibu kota Jepang dan memicu alarm di seluruh negeri.

Kondisi darurat Tokyo dan beberapa perfektur lain diperpanjang hingga 31 Mei oleh Perdana Menteri Yoshihide Suga, Jumat lalu. Meski begitu, ia mengatakan bahwa pertandingan Olimpiade yang aman dan terjamin mungkin dilakukan jika langkah pencegahan ketat diterapkan. Termasuk mencegah orang Jepang melakukan kontak dengan mereka yang terlibat dengan Olimpiade.

Mayoritas masyarakat Jepang juga menentang penyelenggaraan Olimpiade tahun ini. Jajak pendapat akhir pekan oleh harian Asahi Shimbun menemukan bahwa 43 persen orang yang disurvei ingin Olimpiade dibatalkan. Sementara 40 persen menginginkan penundaan lebih lanjut.

Angka-angka itu naik dari 35 persen yang mendukung pembatalan dalam survei oleh surat kabar sebulan lalu dan 34 persen yang menginginkan penundaan lebih lanjut.

Sementara itu, petisi online untuk membatalkan Olimpiade juga telah mendapat lebih dari 350 ribu tanda tangan dan telah diserahkan pada Jumat pada penyelenggara lokal, IOC, dan lainnya.

Tokyo Medical Practitioners Association dalam surat mereka mengatakan institusi medis yang menangani Covid-19 akan segera menghadapi kesulitan tambahan. Yakni dalam menangani pasien yang kelelahan akibat panas selama bulan-bulan musim panas.

Dan jika Olimpiade ini berkontribusi pada peningkatan kematian, mereka mengatakan Jepang akan memikul tanggung jawab maksimum.

Pakar kesehatan dan kelompok medis lainnya telah menyuarakan keprihatinan atas Olimpiade. Profesor Universitas Kyoto Hiroshi Nishiura, seorang penasihat tanggap darurat pandemi pemerintah, mendesak pihak berwenang pada April untuk menunda Olimpiade satu tahun lagi agar memberikan lebih banyak waktu memvaksinasi publik.

Jepang sendiri terbilang cukup berhasil menghindari ledakan kasus seperti yang dialami negara lain. Sejak pandemi dimulai, negara tersebut hanya mencatat 11.500 kematian. Tetapi pemerintah mendapat kecaman tajam karena peluncuran vaksinasi yang lamban. Baru sekitar 3,5 persen dari total populasi yang kurang lebih sebanyak 126 juta yang telah mendapat vaksin. (*)

Artikel Terkait
Current Issues
Ratusan Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Online untuk Batalkan Olimpiade Tokyo

Sport
Tokyo Akan Umumkan Keadaan Darurat, Olimpiade Kemungkinan Tanpa Penonton

Sport
Kasus Covid-19 Melonjak, Estafet Obor Olimpiade di Osaka Tak Lalui Jalan Umum