![]() |
Posted on May 14th 2021 |
Xiaomi Corp mencetak kemenangan langka. Dilansir dari South China Morning Post pada Jum’at (14/5,) Xiaomi menjadi salah satu raksasa teknologi Tiongkok pertama yang berhasil keluar dari daftar hitam (blacklist) pemerintah AS.
Menurut para analis, kesuksesan pembuat smartphone tersebut dapat memberi harapan pada perusahaan lain yang terjebak dalam perang teknologi AS-Tiongkok.
Perusahaan yang berbasis di Beijing itu mencapai kesepakatan dengan Departemen Pertahanan AS untuk mengeluarkan mereka dari daftar hitam. Jika masuk daftar hitam, investor AS dilarang memiliki saham di Xiaomi dan bisa menyebabkan de-listing dari bursa AS serta penghapusan indeks benchmark global.
Xiaomi masuk daftar hitam setelah mantan Presiden AS Donald Trump menuduh perusahaan itu memiliki hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa sehingga dinilai membahayakan bagi AS. Januari lalu, Xiaomi menggugat tindakan tersebut. Pada Maret, Pengadilan AS memihak Xiaomi.
Menurut Cameron Johnson, seorang mitra di Tidal Wave Solutions, perusahaan yang didirikan miliarder Lei Jun 11 tahun lalu itu berhasil mengambil beberapa langkah kunci untuk menciptakan solusi yang efektif untuk masalah bersama AS.
"Xiaomi menggunakan sistem hukum AS sebagai sekutunya, termasuk mengajukan gugatan dan segera membawanya ke hadapan hakim,” kata Johnson. Karena perusahaan itu menuntut pemerintah, secara bersamaan mereka memulai negosiasi dengan pemerintah AS sebagai upaya untuk meredakan kekhawatiran AS.
Xiaomi, yang saat ini menjadi vendor smartphone terbesar ketiga di dunia mengklaim dalam gugatannya bahwa berafiliasi dengan militer Tiongkok adalah sesuatu yang “tidak konstitusional" karena akan mencabut hak perusahaan "tanpa proses hukum".
Xiaomi juga menjadi target bagi pemerintahan Trump dalam agenda persaingan perdagangan dan teknologi. Perusahaan itu ditempatkan di bawah pembatasan dalam satu batch dengan delapan perusahaan Tiongkok lainnya.
"Meskipun Presiden Joe Biden diharapkan untuk terus bersikap tegas terhadap Tiongkok, pemerintahannya menerapkan pendekatan yang lebih tepat sasaran," jelas Will Wong, seorang manajer riset di IDC. Wong juga tidak menyangka Xiaomi bisa meraih kemenangan ini dalam waktu sesingkat itu jika Trump masih berkuasa.
Salah satu titik fokus negara saat ini adalah teknologi 5G. Tidak seperti raksasa telekomunikasi Huawei Technologies Co yang bisnis smartphone-nya dilumpuhkan oleh sanksi yang memutus aksesnya ke teknologi AS, Xiaomi belum terlibat dalam peralatan jaringan 5G. Keterlambatan dalam pengembangan teknologi 5G itu rupanya dapat membantu kasusnya.
Menurut permintaan pengadilan, keputusan antara kedua pihak akan diselesaikan pada 20 Mei mendatang. Sementara itu, Xiaomi telah mengambil sikap hati-hati, dengan mengatakan dalam tanggapannya bahwa mereka sangat memperhatikan perkembangan masalah ini, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Menurut South China Morning Post yang mengutip pernyataan analis menjelaskan bahwa perkembangan itu akan memberi harapan bagi perusahaan teknologi Tiongkok lainnya yang berada di bawah pengawasan AS.
"Apa yang telah dilakukan Xiaomi adalah membuat template untuk bisnis Tiongkok tentang bagaimana menangani sanksi AS dan kekhawatiran lainnya di masa depan," kata Cameron. Dia menambahkan bahwa keputusan tersebut sedang dibahas dengan sangat serius di seluruh dunia bisnis Tiongkok.
Namun, perusahaan teknologi Tiongkok terus menghadapi risiko hukum yang cukup besar di AS.
Pada hari yang sama saat Xiaomi masuk daftar hitam di Januari, Departemen Perdagangan AS merilis aturan akhir tentang "Mengamankan Rantai Pasokan Layanan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICTS)".
Di antara ketentuan lainnya, aturan tersebut membatasi transaksi yang melibatkan perangkat lunak komunikasi internet dengan lebih dari satu juta pengguna AS.
Meskipun aturan tersebut tidak menyebutkan Tiongkok secara spesifik, para analis telah menunjukkan bahwa hal itu dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan seperti Tencent Holdings, yang secara langsung memiliki pengembang game seperti Riot Games dengan basis pengguna yang sangat besar di Amerika Serikat.
Pengguna aplikasi video populer milik ByteDance, TikTok, yang berbasis di AS dan aplikasi media sosial Tencent, WeChat, juga menjadi perusahaan yang ditargetkan Trump.
“(Xiaomi) akan memberikan lebih banyak harapan kepada perusahaan Tiongkok, terutama bagi mereka yang tidak terlibat dalam bisnis peralatan jaringan 5G,” kata Wong dari IDC. (*)
Foto: AFP