Interest

Kehilangan Pendengaran Bukan Berarti Tidak Punya Kesempatan, Pria Ini Beri Bukti

Dwiwa

Posted on May 11th 2021

(Will Moseley-Roberts, berhasil kuliah kedokteran meski mengalami gangguan pendengaran. Foto: BBC)

Inggris baru saja memperingati Minggu Kesadaran Tuli pada 3 hingga 9 Mei lalu. Ini merupakan kampanye tahunan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan tantangan persepsi tentang kehilangan pendengaran dan ketulian di Inggris.

Minggu ini dibuat agar orang-orang tetap bisa memiliki keyakinan untuk mengejar karir dan mimpi mereka meski dalam kekurangan. Sebab, kehilangan pendengaran bukan berarti tidak memiliki kesempatan. Hal ini sudah dibuktikan oleh Will Moseley-Roberts.

Dilansir dari BBC, Moseley-Roberts merupakan seorang pengidap gangguan pendengaran bilateral progresif (PBHL) dan itu membuat kinerjanya dalam tes pendengaran terus menurun. Ini membuatnya merasa seperti gagal terus menerus. Pada awalnya pun dia merasa sulit menerima kekurangannya.

Dia mulai mengalami gejala saat berusia lima tahun dan harus berpindah sekolah agar bisa mendapatkan akses dukungan yang lebih banyak. Ketika kelas 9, dia kesulitan untuk mendengar percakapan empat mata atau mengikuti guru sepanjang pelajaran. Ini membuatnya merasa kelelahan hingga setiap sampai di rumah, dia langsung tertidur.

“Ketika masih muda aku tidak ingin merasa cacat atau dibatasi oleh kecacatanku. Aku pikir itu bisa sangat merugikan bagi anak-anak difabel secara umum dengan gagasan umumnya adalah mereka tidak memiliki pencapaian yang baik,” ujarnya.

Pada akhir tahun, Moseley-Roberts merasa sudah waktunya untuk mempertimbangkan implan koklea dan melakukannya pada akhir September tepat pada tahun pertamanya belajar untuk GCSE.

GCSE merupakan sebuah ujian untuk mendapat ijazah akademis khusus yang biasa diambil oleh anak-anak usia 15-16 tahun di Inggris, Wales, Irlandia Utara dan negara bekas jajahan Britania Raya.

Dia terpaksa harus melewatkan satu bulan sekolah dan belajar sendiri apa yang sudah dilewatkannya. Dua mata pelajaran GCSE yang direncanakan juga harus dibatalkan karena kelelahan.

“Pendengaran benar-benar mengendalikan hidupku – dan aku pikir aku pasti mengatakan bahwa jika aku tidak melakukan implan koklea dan tidak mendapat dukungan ... aku tidak akan bisa masuk kedokteran. Aku ingin belajar kedokteran sehingga bisa membantu orang lain dalam situasi kerentanan lain, sama seperti bagaimana aku dibantu saat masih muda,” ujarnya.

Kini remaja 19 tahun ini tengah menempuh pendidikan tahun pertama di St Andrew College di Skotlandia. Dan meskipun Covid-19 telah membuat tahun pertamanya terasa aneh, semua orang memperlakukannya secara normal sehingga membuatnya merasa betah.

Tentu saja untuk bisa sampai posisi ini Moseley-Roberts tidak sendiri. Ada banyak orang yang mendukungnya, termasuk pelatih Careers Wales, Dylan Evans. Dylan sangat memuji tekad kuat Will yang tidak membiarkan kecacatannya menghalangi dan terus maju untuk menuju sukses.

Debbie Thomeas dari National Deaf Childres Society Cymru juga merasa senang dnegan kisah inspiratif dari Will. Apa yang diceritakan Will menunjukkan jika dengan dukungan tepat, remaja tunarungu bisa melakukan apapun yang dapat dilakukan oleh teman-teman mereka yang bisa mendengar.

“Ada sekitar 2.500 anak tunarungu dan remaja di seluruh Wales dan mereka menunjukkan potensi luar biasa saat menyelesaikan sekolah. Saat mereka mendekati tahap kritis dalam hidup mereka, penting bagi mereka untuk mendapatkan dukungan, bimbingan, dan inspirasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan lebih tinggi dan mengamankan karir yang tepat untuk mereka,” ujarnya. (*)

 

Artikel Terkait
Interest
Kebahagiaan Model Difabel Jillian Mercado Debut di NYFW

Portrait
3 Seniman Difabel ini Sukses Menjadi Legenda

Current Issues
Jenis Masker Ini Paling Cocok Dipakai Untuk Memudahkan Berkomunikasi