![]() |
Posted on April 27th 2021 |
Perusahaan penerbangan ruang angkasa milik Jeff Bezos, Blue Origin, mengajukan protes ke Government Accountability Office (GAO) pada Senin (26/4). Protes tersebut menentang keputusan NASA yang memberikan SpaceX kontrak senilai USD 2,9 miliar (IDR 42 triliun) untuk misi pendaratan astronaut ke bulan pada 2024.
SpaceX, Blue Origin, dan Dynetics sebelumnya bertanding dalam Human Landing System Program (HLS). Itu adalah sebuah program yang fokus dalam pembangunan alat pendaratan ke bulan. Untuk HLS, SpaceX menawarkan prototipe roket Starship-nya yang telah diuji coba di Texas. Membuat perusahaan milik Elon Musk tersebut memenangkan kontrak senilai USD 2,9 miliar.
Sebelumnya, NASA memang diharapkan dapat memilih dua perusahaan agar meningkatkan kompetisi untuk program ruang angkasa. Akan tetapi, NASA hanya memilih satu, Starship milik SpaceX, karena kekurangan dana dari Kongres. Meskipun demikian, keputusan tersebut tentu mengejutkan publik, menilai keterpihakan NASA sangat terlihat.
Protes sepanjang 175 halaman dari Blue Origin diajukan kurang dari dua minggu setelah SpaceX memenangkan kontrak. Mereka menuduh NASA salah menilai beberapa bagian proposalnya untuk Blue Moon, pendarat bulan yang dikembangkannya dengan "National Team" dari tim ruang angkasa yang mapan bersama kontraktor pertahanan terkenal. Seperti misalnya Northrop Grumman, Lockheed Martin, dan Draper.
NASA mengumumkan memilih SpaceX pada 16 April, memikirkan kapasitas kargo pesawat ruang angkasanya sebagai alasan utama mengalahkan Blue Origin dan Dynetics. Berdasarkan kontrak tersebut, NASA mengatakan, Starship bakal menerbangkan dua misi demonstrasi. Satu misi uji coba tanpa awak ke permukaan bulan, dan misi lain yang membawa manusia ke bulan tahun 2024.
Tahun lalu, Kongres memberi NASA dana sebesar USD 850 juta dari total USD 3,3 miliar yang diminta untuk pengadaan sistem pendarat bulan. NASA mengutip kekurangan dana itu sebagai alasan mengapa mereka hanya memilih Starship, bukan memilih dua perusahaan seperti yang diharapkan.
Blue Origin menganggap NASA telah melakukan akuisisi yang cacat untuk program Human Landing System Program dan memutuskan beralih keputusan pada saat-saat terakhir.
“Keputusan mereka menghilangkan peluang untuk persaingan, secara signifikan mempersempit basis pasokan, dan tidak hanya penundaan, tetapi juga membahayakan kembalinya Amerika ke Bulan. Karena itu, kami telah mengajukan protes ke GAO,” kata Blue Origin dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Senin (26/4).
Dalam pengajuannya, Blue Origin mengklaim NASA tidak memberi perusahaan kesempatan untuk merevisi proposal mereka setelah mengetahui tentang kekurangan dana dari Kongres. Perusahaan juga mengklaim NASA secara tidak adil menyukai SpaceX dan mengabaikan tantangan teknis yang terkait dengan Starship, termasuk teknik sistem roket yang belum terbukti untuk mengisi bahan bakar di orbit.
“Agensi menyukai evaluasi SpaceX dengan meminimalkan risiko signifikan dalam desain dan jadwal SpaceX, sambil memaksimalkan risiko yang sama atau serupa dalam proposal Blue Origin. Evaluasi seperti itu tidak masuk akal dan berprasangka buruk pada Blue Origin,” tulis arsip tersebut.
GAO dapat bertindak sebagai pengadilan untuk sengketa antara perusahaan dan agen federal. Meninjau protes milik Blue Origin, badan pengawas akan memilih untuk menolak atau mempertahankannya. Jika protes Blue Origin dipertahankan, GAO akan mengeluarkan serangkaian rekomendasi untuk NASA.
Dalam protesnya, Blue Origin meminta GAO untuk merekomendasikan agar NASA membatalkan penghargaannya kepada SpaceX, menerbitkan ulang kompetisi dengan pernyataan baru yang mencerminkan kekurangan dana, dan mengadakan diskusi dengan semua perusahaan yang mengikuti sayembara tersebut.
Sementara itu, Elon Musk menanggapi protes tersebut dengan balasan tweet yang dianggap kasar oleh sebagian besar media surat kabar. Ia mengatakan, "Tidak bisa naik (ke orbit) hahaha." Tampaknya, tweet tersebut mengacu pada fakta bahwa Blue Origin belum meluncurkan apa pun ke orbit. (*)