Sport

Gulung Pep Guardiola, Ryan Mason Bisa Naik Pangkat

Mainmain.id

Posted on April 25th 2021

PEKAN ini Manchester City dan Tottenham Hotspur sedikit terhibur. Final Piala Carabao alias Piala Liga di Stadion Wembley, London, pukul 22.30 WIB, Minggu (25/4), mendapatkan dispensasi istimewa. Untuk kali pertama sejak dirajam pandemi Covid-19, laga final yang hadiah uang tunainya hanya 100 ribu pounds itu boleh dihadiri penonton. Jumlahnya tak seberapa memang. Tetapi, itu saja sudah mampu mengubah atmosfer dan adrenalin pemain.

Malam ini 8.000 penggemar akan memenuhi Wembley untuk final piala besar pertama musim sepak bola Inggris 2020/2021. Man City ingin membuat sejarah, sedangkan Spurs ingin mengakhiri kekeringan trofi yang sudah mengerontang selama 13 tahun.

Biasanya dijadwalkan pada akhir Februari atau awal Maret, final Piala Liga musim ini sengaja diundur secara khusus untuk memungkinkan penggemar kembali ke stadion.

Bagi pelatih City Pep Guardiola, esensi piala tersebut sebetulnya tidak ada. Namun, itu akan menjadi bagian dari koleksi City yang sedari awal ingin menyapu bersih piala domestik. Sayang, cita-cita tersebut tidak kesampaian. Pekan lalu satu piala lepas. City kalah 0-1 dari Chelsea di semifinal Piala FA. Pep hanya bisa meraih trebble.

Bagi manajer ad interim Ryan Mason, Piala Carabao itu menjadi pembuktian bahwa ia prospektif. Menang melawan Pep di laga final akan meningkatkan kualitas dan prestise sosialnya sebagai pelatih muda. Siapa tahu kemenangan atas Pep itu bisa mengubah mindset bos Daniel Lewy yang kemudian mau mengubah statusnya sebagai pelatih tetap Tottenham Hotspur. Asal tahu saja, Jose Mourinho adalah manajer ke-10 yang jadi korban Levy dalam 20 tahun dinastinya di Spurs.

Ironisnya, dalam 20 tahun itu, Levy hanya sekali merengkuh yang sama pada 2008. Spurs kini menderita kemarau terpanjang semenjak 1950-an.

Di mata Levy, Ryan Mason, pria tanggung 29 tahun itu, hanyalah pelatih numpang lewat. Pelatih sekelas Harry Redknapp, Andre Villas-Boas, Tim Sherwood, Mauricio Pochettino, dan Mourinho saja gagal membawa trofi besar ke London Utara.

Mason bermain di lini tengah Spurs ketika dikalahkan Chelsea asuhan Mourinho di final piala domestik terakhir mereka pada 2015.

Di luar masalah teknis di atas, menurut The Daily Telegraph, ada pertanda aneh yang bisa bikin orang percaya tahayul. Spurs memenangkan trofi pada pembukaan dekade baru.

Delapan dari 16 trofi utama yang pernah dimenangkan Spurs terjadi pada tahun-tahun seperti itu, yakni 1951, 1961, 1971, 1981, dan 1991.

Man City telah menjadi subjek pengambilalihan transformatif. Klub itu berkembang menjadi salah satu kekuatan besar Eropa dan memenangkan 14 trofi, termasuk Liga Premier 4 kali dan Piala EFL pada 5 kesempatan.

Rekor Guardiola di kompetisi ini luar biasa, setelah mengangkat trofi tiga musim berturut-turut dan hanya kalah dalam 2 dari 24 pertandingan Piala Liga secara keseluruhan.

Kedua klub tampil di final Piala Liga kesembilan mereka secara total –hanya Liverpool yang bermain lebih banyak– tetapi sejarah yang lebih baru di turnamen besar hampir tidak bisa lebih berbeda di antara keduanya.

Kedua pihak berkeringat atas kebugaran para pemain kunci menjelang final hari Minggu, dengan Manchester City berharap berita positif tentang Kevin de Bruyne dan Tottenham menunggu Harry Kane.

De Bruyne tertatih-tatih dalam kekalahan semifinal Piala FA akhir pekan lalu dari Chelsea, tetapi sekarang kembali berlatih.

Pemain Belgia itu harus fit untuk tampil jika diperlukan, sementara Sergio Aguero juga bisa bersaing setelah kembali berlatih pekan ini.

Guardiola mengakui dalam konferensi pers pra pertandingan bahwa Piala Liga bukanlah prioritas. Liga Champions dan Liga Premier  bidikan utamanya.

John Stones pasti absen menyusul kartu merahnya melawan Aston Villa, sementara Zack Steffen akan tampil di gawang alih-alih Ederson.

Raheem Sterling tampaknya tidak disukai di pertandingan terbesar, tetapi saran Guardiola bahwa dirinya akan memprioritaskan semifinal Liga Champions berarti pemain sayap itu ada di line-up inti di sini.

Tottenham jauh lebih mungkin untuk menurunkan line-up terkuat, meskipun apakah itu akan memasukkan Kane atau tidak adalah situasi yang ditunggu Mason "jam demi jam".

Kapten Inggris itu belum berlatih kembali setelah cedera pergelangan kaki melawan Everton. Mason tidak akan mengambil risiko kebugaran Kane demi satu pertandingan, sekalipun itu final.

Mason memilih Lucas Moura untuk memimpin lini depan saat Kane absen. Itu bisa menjadi pilihan lagi akhir pekan ini, dengan Son dan Bale –yang terakhir berkontribusi langsung pada 11 gol dalam 11 pertandingan terakhirnya untuk Spurs– sebagai pendukung.

Kepergian Mourinho bisa menjadi kabar baik bagi orang-orang seperti Harry Winks dan Dele Alli walaupun kurangnya waktu bermain mereka musim ini dapat mencegah mereka untuk langsung terlibat sejak awal. (Max Wangge/Harian Disway)

Tulisan ini sebelumnya telah tayang di Harian Disway (partner Mainmain.id)

Artikel Terkait
Sport
Final Liga Champions: Kesempatan Thomas Tuchel Gasak, Geser, dan Gusur Mentor

Sport
Manchester City Pastikan Trofi Liga Inggris 2020/2021 Setelah MU Kalah

Sport
Manchester City Ketemu Batunya Lawan PSG