Sport

Andrea Agnelli Kembali ke Bumi

Mainmain.id

Posted on April 23rd 2021

ANDREA Agnelli adalah salah seorang arsitek terkemuka proyek Liga Super Eropa yang diluncurkan pada Minggu malam oleh 12 klub Eropa dan roboh dalam waktu 72 jam.

Presiden La Vecchia Signora mengikuti pemanasan pemain Juventus dari pinggir lapangan. Di situ ia bertemu pemilik baru Parma Kyle Krause sebelum duduk di tempat VIP bersama Direktur Juventus Pavel Nedved dan Fabio Paratici.

Agnelli  bersikap seperti biasanya. Namun, semua orang juga tahu ia tidak cukup tidur selama tiga hari terakhir. Itu cukup bisa dimengerti.

Ia telah berbicara di pagi hari ketika mengatakan kepada Reuters bahwa Liga Super tidak akan dilanjutkan setelah enam klub Liga Premier mundur. Sekilas ia terlihat tenang dan santai, tapi pasti jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, perasaan itu terus berkecamuk. 

Berbeda dari Inter, Milan, dan mayoritas klub Liga Inggris, sejauh ini Juventus belum meminta maaf kepada penggemarnya. Sebaliknya, mereka masih menganggap Liga Super adalah ide bagus yang akan membantu piramida sepak bola. Itu sah dan mungkin itulah salah satu alasan mengapa Agnelli tampaknya tidak mau mengundurkan diri seperti yang dilakukan wakil presiden Liga Super lainnya, Ed Woodward, pada Selasa lalu.

Orang nomor satu Nyonya Tua itu berbicara langsung kepada pemainnya tentang Liga Super pada hari yang sama.

Sayangnya, hanya beberapa jam kemudian, proyek itu praktis runtuh gara-gara enam klub Liga Premier ''ketakutan'' diintimidasi UEFA, fans, dan pengamat.

Juventus sudah kalah oleh Atalanta pada akhir pekan sebelumnya. Namun, perkembangan peristiwa tersebut menutupi kekalahan pertama Bianconeri melawan La Dea di Serie A selama 20 tahun dan fakta bahwa Nyonya Tua tergelincir di posisi keempat sebelum kembali ke posisi ketiga seusai melabrak Parma, Kamis dini hari, kemarin.

Selama tiga hari, opini publik dan suporter Serie A tak sempat fokus pada perebutan kualifikasi Liga Champions. Tidak ada yang tahu apakah finis empat besar akan berarti apa-apa di akhir musim.

Andrea Pirlo menegaskan, target tim masih lolos ke Liga Champions dalam konferensi pers prapertandingannya kemarin. Kenyataannya adalah para pemain Juventus bersiap untuk pertandingan tanpa mengetahui kompetisi Eropa mana yang akan mereka perjuangkan. Apakah itu Liga Champions, Liga Europa, atau apakah mereka sudah memesan tempat di Liga Super?

Ketika mereka bangun Kamis pagi, mereka tahu Liga Super tidak lagi tampak di depan mata. Sebaliknya, mereka perlu mendapatkan tiga poin saat melawan tim yang sedang berjuang di Serie A Parma untuk menjaga harapan kualifikasi Liga Champions mereka tetap hidup.

Si Nyonya Tua tampak sedikit kebingungan di 30 menit pertama. Tapi, bagi Pirlo, itu bukanlah hal baru musim ini.

Para mantan pemain maestro menyelesaikan pekerjaannya berkat dua gol Alex Sandro yang canggung, yang pertama dalam kariernya, yang membalikkan gol pembuka Gaston Brugman dari tendangan bebas di babak pertama.

Seluruh dunia sepak bola praktis hidup dalam gelembung selama tiga hari terakhir, dengan penggemar, pemain, dan pelatih semuanya berada pada kereta musik ketidakpastian yang sama, terlepas dari sisi mana mereka berada.

Juventus sekarang sadar bahwa mereka perlu mendapatkan tempat di Liga Champions musim depan, hasil yang tidak bisa dianggap remeh.

Mereka akan memainkan empat dari enam pertandingan tersisa dari Turin dan di Allianz Stadium melawan Inter dan Milan.

Rossoneri hanya unggul satu poin atas Bianconeri di tempat kedua, tetapi Atalanta, Napoli, dan Lazio akan bermain besok, dan setidaknya dua dari mereka dapat menutup jarak dengan tiga besar.

Delapan poin berada di antara Milan di tempat kedua dan Lazio di urutan keenam, tetapi Biancocelesti memiliki dua pertandingan di tangan, sementara Napoli dan Atalanta berada di tengah dengan masing-masing 60 dan 64 poin dan satu kurang dari Juve dan Milan.

Lima tim memperebutkan tiga tempat, dan Juventus tidak ingin menjadi salah satu yang kecewa. Situasi ekonomi sudah sulit bagi Nyonya Tua. Melewatkan Liga Champions akan menjadi pukulan besar bagi mereka.

Agnelli merayakannya dengan tenang setelah peluit akhir, tetapi sadar satu-satunya cara untuk menghindari kegagalan total dalam olahraga musim ini adalah dengan lolos ke kompetisi yang tidak ingin Juve mainkan lagi. (Max Wangge/Harian Disway)

Tulisan ini sebelumnya telah tayang di Harian Disway (partner Mainmain.id)

 

Artikel Terkait
Sport
Nasib Andrea Pirlo Pasca Juventus Dihajar AC Milan, 0-3

Sport
Ronaldo Terjebak di Juventus

Sport
Revolusi ala Max Allegri