Current Issues

Terapi Bau untuk Pulihkan Pasien Covid-19 yang Kehilangan Indera Penciumannya

Dwiwa

Posted on April 22nd 2021

Covid-19 telah berkembang begitu cepat dalam waktu satu tahun terakhir. Tidak hanya variannya yang bermutasi, gejala yang muncul juga semakin beragam. Dan salah satu yang paling aneh adalah kehilangan rasa atau bau. Atau bahkan keduanya. Hal ini bahkan bisa berlangsung lama, meskipun sudah dinyatakan negatif.

Dilansir dari ABC News, sebuah penelitian terhadap sekitar 200 pasien Covid-19 tahun lalu menemukan bahwa hampir setengahnya melaporkan kehilangan rasa atau bau. Istilahnya anosmia. Sementara kebanyakan dari mereka mendapatkannya kembali dalam empat minggu. Ada sekitar 10 persen yang melaporkan kondisi mereka tidak berubah atau bahkan memburuk setelah dinyatakan negatif Covid-19.

Dokter masih mempelajari tentang anosmia terkait Covid-19 dan kemungkinan pengobatannya. Dan beberapa sudah mulai mempelajari manfaat steroid dan implan penciuman untuk mengatasi gejala berkepanjangan ini.

Dr. Hakim Benkhatar, spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan di Centre Hospitalier de Versaille, mengatakan pelatihan penciuman kemungkinan besar dapat mengobati anosmia terkait COVID-19. Ini melibatkan pasien yang memilih beberapa aroma dan menyisihkan waktu setidaknya dua kali sehari untuk berlatih menciumnya. Diharapkan ini akan membangunkan kembali indra mereka.

Benkhatar menyebut jika latihan ini penting karena kehilangan salah satu indera dapat menyebabkan masalah kesehatan lain. Ini menyusahkan dalam kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi berbagai aktivitas seperti memasak. Termasuk kehilangan nafsu makan. Bisa dibayangkan kalau kalian mengalami seperti itu, makan seenak apapun mungkin tak lagi berarti.

"Akhirnya dan yang paling penting, mereka kehilangan kemampuan mendeteksi bahaya," tambahnya. Dia mencontohkan potensi bahaya seperti kebocoran gas atau asap, yang menurutnya pasien anosmia mungkin tidak akan menyadarinya.

Institut Superieur du Parfum Paris menjadi salah satu yang berusaha menemukan cara mengembalikan kemampuan mencium dan merasa pada penyintas Covid-19 yang mengalami gejala berkepanjangan. Institut ini dibangun atas gagasan bahwa aroma dapat dipelajari.

Sekolah tersebut sebelumnya telah mengembangkan jenis rehabilitasi penciumannya sendiri yang dikenal sebagai metode Olfactory Stimulation Therapy and Memory Reconstruction (OSTMR). Metode inilah yang sekarang digunakan untuk membantu orang-orang dengan gejala Covid-19 berkepanjangan.

“Ini seperti halnya patah lengan. Kalian mungkin perlu menjalani terapi fisik dan mengatasinya, tetapi pada akhirnya kalian bisa menggerakkannya lagi. Kami melakukan hal yang sama. Melatih indra penciuman berarti kamu bisa mendapatkannya kembali,” ujar ahli parfum dan terapis OSTMR Justine Legay.

Laurent Brossard, asal Paris, sudah kehilangan indra penciuman lebih dari lima bulan lalu saat tertular Covid-19. Dia pun mencoba mengikuti terapi di Institut Superieur du Parfum.

Untuk pelatihan, Legay menyiapkan wewangian yang dipersonalisasi dengan makna khusus untuk setiap pasien. Misalnya pada Brossard, dia menyiapkan aroma jus jeruk, yang menurut Brossard biasa dia nikmati setiap pagi bersama keluarganya.

Pelatihan dimulai dengan Brossard yang memejamkan mata dan mencoba mengendus aroma kapas yang diberikan kepadanya. Dia lalu menarik napas dalam dan mencoba menebak aroma apa yang ditawarkan legay padanya.

Awalnya, dia mengira itu mungkin sesuatu yang bermotif bunga. Tapi dia segera menyadari kesalahannya dan mengidentifikasi aroma buah, sebelum mempersempitnya menjadi aroma jeruk.

Untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, akhirnya, Brossard mencium bau jeruk. Brossard mengatakan pelatihan tersebut memberinya harapan bahwa dia akan segera dapat mengenali aroma lain.(*)

Artikel Terkait
Current Issues
Studi: Gangguan Kesehatan Otak dan Mental Umum Terjadi Pada Pasien Covid-19

Current Issues
Studi: Vaksin Covid-19 Dapat Turunkan Risiko Long Covid

Current Issues
Gejala-Gejala Long Covid yang Mungkin Tak Disadari