![]() |
Posted on August 29th 2018 |
2018 telah menapaki separuh masanya, namun belum benar-benar berakhir. Menjelang pergantian tahun, antrian panjang film-film horor telah bersiap diluncurkan. 3 film ini akan menghantuimu di sepanjang bulan September. Apa saja? Silahkan simak!
Pernakah kamu membayangkan, tatkala kamu dan gank mu tengah menikmati wahana hiburan di sebuah taman di tengah kota, tiba-tiba seorang pembunuh berantai hadir dan menghabisi nyawa teman-temanmu?
Dan sialnya, kamu adalah satu-satunya orang yang tersisa, berupaya sekuat tenaga untuk meloloskan diri, di sebuah malam yang mencekam, di sebuah pesta yang kemudian menjadi bencana?
Kira-kira seperti itulah Hell Fest akan menjadikan malam yang semula ceria, disulap menjadi neraka dalam sekejap. Disutradarai oleh Gregory Plotkin, film ini akan menjadi pertaruhan bagi seorang Plotkin, yang baru saja menghantar film Get Out sebagai salah satu nominan di Oscar.
Ini bukan kali pertama bagi Plotkin menyutradari film bertema serupa. Pada 2015 silam, ia menyutradarai Paranormal Activity : The Ghost Dimension yang melambungkan namanya. Akankah ia berhasil menorehkan prestasi serupa? Kita nantikan saja!
Karir Gaspar Noe, seorang sutradara asal Argentina ini, memang tengah meredup. Setelah namanya moncer lewat film Enter The Void (2009), ia tidak pernah menuai kesuksesan serupa pada film-film yang lahir setelahnya. Piawai menyutradarai film-film drama dengan visual yang ciamik, Climax adalah film horor pertama yang ia tangani.
Dapat dikatakan, film yang dirilis pada pertengahan September nanti ini adalah buah eksplorasi, sekaligus eksperimentasi seorang Gaspar Noe. Tanpa meninggalkan bumbu drama di dalamnya, ia akan mengadopsi narasi-narasi mencekam di dalam film berdurasi 95 menit ini.
Climax adalah sebuah film yang bercerita tentang sekelompok penari, yang tengah berlatih ditengah sebuah sekolah yang berada rimba raya, jauh dari hiruk pikuk kota. Berlatarkan salah satu kota di Argentina pada medio 90’an, film ini pun mengadopsi gaya hidup remaja Argentina—terlebih Buenos Aires—yang dekat dengan narkotika.
Satu persatu dari mereka mulai terbius oleh narkotika. Tidak jelas siapa yang memulai. Namun, tanpa sadar alam bawah sadar masing-masing dari mereka lepas control. Mereka menari, seolah itu tarian terakhir mereka. Pada fase itulah, sekelompok sosok misterius menghabisi para penari itu. Di tengah hutan, tanpa pertolongan. Tawaran visual yang selalu nyeleneh dari Gaspar Noe akan membawa mu larut terlalu dalam menuju kegelapan.
Laiknya Pengabdi Setan, Suspiria juga adalah film hasil daur ulang. Pertama kali hadir di layar lebar pada tahun 1977, film yang naskah aslinya disutradarai oleh Dario Argento ini, versi re-make nya akan kembali menebar ketakutan di seluruh bioskop se-antero dunia pada akhir September nanti.
Namun, Dario Argento mempercayakan film legendaris ini untuk dioprek ulang oleh Luca Gaudagnino, yang juga baru saja menuai kesuksesan lewat film Call Me By Your Name pada tahun lalu.
Memiliki garis besar narasi yang kurang lebih sama, dengan tampilan yang lebih fresh, Luca Gaudagnino akan mempertaruhkan karirnya pada film ini. Suspiria adalah film yang bercerita tengan seorang penari, yang dibuntuti oleh roh jahat.Semua bermula saat seorang kawan dari penari ini, ditemukan tegeletak tak bernyawa, disebuah malam yang senyap. Seorang aktris jelita, Dakota Johson, akan membintangi film ini. Akankah Luca Gaudagnino, berhasil membuat Suspiria menjadi sebuah film re-make yang memukau dan menebar lebih banyak ketakutan dari versi sebelumnya? Kita tunggu saja.