![]() |
Posted on February 19th 2021 |
Kian banyak perusahaan yang ikut nimbrung sebagai produsen EV. Terbaru, perusahaan semen asal Jepang dikabarkan segera nyemplung ke bisnis yang disebut-sebut menjanjikan keuntungan di masa depan itu.
Sebuah teknologi yang digunakan untuk membuat semen oleh perusahaan itu rupanya dapat diterapkan pada pembuatan bahan baterai kendaraan listrik agar dapat terisi lebih cepat.
Perusahaan semen itu bernama Taiheiyo. Mereka rencananya bakal mengembangkan sayap sebagai penyedia bahan untuk baterai lithium-ion yang lebih fleksibel. Dilansir dari Nikkei Asia, Jum’at, (19/2) perusahaan itu mengklaim dapat menghasilkan bahan baterai tanpa material mahal seperti kobalt. Bahkan bahan tersebut diklaim bisa mempercepat waktu pengisian.
Katoda -elektroda dalam sel elektrokimia- biasanya dibuat dari nikel atau kobalt, yang berguna meningkatkan kinerja baterai. Namun, kedua bahan tersebut kini sulit didapatkan secara terus menerus. Apalagi, meningkatnya permintaan baterai kendaraan listrik telah membuat harga kobalt melonjak.
Sementara, bahan baru untuk katoda yang dihasilkan oleh Taiheiyo ini memiliki diameter partikel hanya 100 nanometer. Bahan ini dihasilkan dari teknologi perusahaan yang biasanya digunakan untuk membuat semen.
Bahan dari teknologi yang dihasilkan itu juga dapat membuat lithium-ion mengalir masuk-keluar secara efisien. Dan, memungkinkan pengisian lebih cepat. Menurut perusahaan itu nantinya baterai dengan bahan baru tersebut juga memiliki masa pakai tiga kali lipat lebih lama.
Kelebihan lain bahan baku ini adalah berkurangnya potensi kebakaran. Pada suhu tinggi, baterai lithium-ion dengan kobalt dan nikel rentan menimbulkan bahaya kebakaran. Sementara, teknologi yang dimiliki Taiheiyo diklaim lebih aman dalam hal ini. Sehingga, perusahaan akan mempertimbangkan untuk menawarkan material ini untuk digunakan di baterai kendaraan listrik.
Selama ini sekitar 70 persen pasokan kobalt dunia diproduksi di Kongo, wilayah yang selama ini masih dilanda konflik. Bahkan, industri tersebut telah dikecam karena memperkerjakan anak-anak dalam kondisi kerja yang berbahaya.
Saat ini, perusahaan besar seperti Panasonic dan produsen baterai lainnya -termasuk juga produsen mobil besar- sedang mengembangkan baterai yang tidak membutuhkan material kobalt. Sumitomo Osaka Cement misalnya, perusahaan semen asal Jepang ini juga menyediakan katoda bebas kobalt untuk baterai rumah tangga.
Taiheiyo sendiri bakal menginvestasikan 1 miliar yen (sekitar Rp 133 miliar) pada sebuah pabrik percontohan. Dijadwalkan pabrik percontohan itu bisa beroperasi pada 2021. Mereka menargetkan pabrik itu dapat menghasilkan 100 ton bahan elektroda per tahun. Jika sukses nantinya fasilitas produksi massal dengan kapasitas 10 kali lipat bakal dimulai pada awal 2025.
Langkah ini merupakan sebuah inovasi baru di saat yang tepat. Sebab penjualan semen di perusahaan itu sedang merosot tajam.(*)